Mohon tunggu...
Alfira
Alfira Mohon Tunggu... Mahasiswa - J0301211015

KMN SV IPB 58

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi Panjang dan Belum Berujung

12 Juli 2021   17:50 Diperbarui: 12 Juli 2021   18:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lahir di Wuhan, Tiongkok tepat pada tanggal 17 November 2019 bernama Corona membuat gempar diseluruh belahan dunia, bagimana tidak korban berjatuhan dimana-mana tanpa memandang status dan usia.  Dikutip dari CNN, corona virus sebenarnya sudah ada sejak lama virus tersebut biasa ditemukan pada hewan, seperti kucing, anjing, babi, sapi, kalkun, ayam, tikus, kelinci, dan kelelawar. Namun, virus corona pada hewan hanya dapat menyebar antara binatang yang satu dengan binatang yang lain, bahkan sebagian hanya bertahan pada inang aslinya saja dan tidak menyebar kemudian, sebuah penelitian yang diterbitkan bulan Februari menyebutkan bahwa tampaknya virus corona berasal dari kelelawar. Virus tersebut berhasil bermutasi dari tubuh sang inang, penelitian tersebut menemukan corona virus pada kelelawar memiliki 96% genetik yang mirip dengan virus corona yang saat ini menginfeksi orang di seluruh dunia, namun virus corona bukan infeksi langsung dari kelelawar, melainkan dari spesies lain yang terinfeksi dari kelelawar dan akhirnya menyerang tubuh manusia. (news.detik.com-6 April 2020)

Covid Menyerang Indonesia

Senin, 02 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun, dengan opsi lain, kasus tersebut diduga bukan kasus pertama. Tim pakar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menilai memprediksi virus Corona telah masuk ke Indonesia sejak minggu ke-3 Januari 2020, yang merupakan kasus lokal bukan penularan impor. (news.detik.com-26 April 2020) Hari demi hari kasus Covid-19 semakin meluas keberbagai belahan di Indonesia, banyak upaya yang telah diterapkan untuk menghalau pandemi ini agar tidak cepat menyebar. Menggunakan masker apabila sedang berada diluar rumah, menghindari kerumunan, menjaga jaga jarak antara manusia satu dengan yang lainnya, mencuci tangan sebelum dan setelah mengerjakan atau memegang benda-benda yang kemungkinan besar dapat dihinggapi oleh virus serta selalu membawa dan menggunakan hand sanitizer agar anggota tubuh selalu tersterilkan dan telah dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberbagai kota yang kasusnya telah memasuki zona merah.

Terguncangnya perekonomian Indonesia

Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian Indonesia cukup memprihatinkan bukan hanya di Indonesia melainkan berdampak dahsyat kepada perekonomian dunia juga. Salah satu contohnya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah dilakukan sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 namun hal tersebut hanya bersifat sementara karena terguncangnya perekonomian sehingga PSBB diberhentikan, Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan bahwa pemberlakuan PSBB di Jakarta tidak akan mampu mengendalikan penyebaran COVID-19.  "Terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Pulau Jawa karena sulitnya 'social distancing' di daerah padat penduduk, Alih-alih pandemi COVID-19 hilang, ekonomi rakyat  kecil jadi korban," katanya. (carapandang.com) Jika demikian PSBB tidak dapat dijadikan tolak ukur hilangnya segera virus Corona, Slogan 4M telah diberlakukan di seluruh Indonesia, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, merupakan hal wajib yang harus kita lakukan sekarang.

Satu tahun lebih kita dikurung oleh pandemi yang belum berujung ini. Minggu, 03 Juli tercatat 2.256.851 kasus dengan angka kematian 60.027 dan pasien yang sembuh 1.915.147 (Kementerian Kesehatan RI). Kasus yang beberapa waktu lalu dapat dikendalikan kini semakin mengganas dengan berbagai macam varian baru, apakah karena protokol kesehatan yang tidak orang-orang patuhi sehingga virus ini semakin mengganas dengan berbagai varian baru? Ya, tentu dengan tidak mematuhi protokol kesehatan dapat membuat virus ini cepat menyebar dikalangan masyarakat karena tidak adanya perlindungan yang cukup sehingga dapat menyerang tubuh kita dengan mudah.

Apakah akan segera berujung?

Sampai sekarang belum diketahui kapan akan berakhirnya pandemi ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan mustahil mengharapkan pandemi Covid-19 bisa berakhir pada akhir tahun ini. Salah satu harapan baru dan solusi penekanan angka penyebaran Covid-19 selain mematuhi protokol kesehatan ialah vaksinasi, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang dimulai pada Januari 2021 ini menjadi pase baru dalam meredam pandemi yang hampir setahun belum menunjukkan penurunan nyata, semua persiapan menjelang vaksinasi sudah dilakukan oleh pemerintah, tiga juta dosis vaksin Sinovac sudah tiba di Indonesia, sebanyak 1,2 juta dosis sudah didistribusikan ke 34 provinsi, sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sudah terbit. (nasional.sindonews.com-22 Januari 2021) dengan adanya vaksinasi yang telah dijadikan harapan serta solusi oleh pemerintah, kita sebagai masyarakat yang menginginkan pandemi ini cepat berlalu agar kiranya tetap mematuhi protokol kesehatan dan mendukung proses vaksinasi ini.

Stay Healthy and Stay Safe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun