Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku .. Ku yakin hari ini pasti menang .. Kobarkan semangatmu, tunjukkan sportivitasmu .. Ku yakin hari ini pasti menang ..
[caption id="attachment_81072" align="alignnone" width="436" caption="Timnas Indonesia di situs Nike.com"][/caption] Sontak kompak serempak berdendang, menyanyikan 'lagu kebangsaan' .. Bersatu padu menuju menang, merindukan sebuah kebanggaan .. Ya, euforia yang tumpah ruah, di seluruh penjuru daerah, mengelu-elukan para ksatria yang pantang menyerah .. Di setiap pusat kota, di semua sudut daerah, menatap mata pada sebuah laga, Indonesia vs Filipina, kemarin .. Ini kecintaan tertinggi putra-putra bangsa, tak dipungkiri lagi seluruh rakyat sejenak melupakan utang-utang mereka yang belum lunas, anak-anak mereka yang belum makan, jalan raya yang berlubang yang sering memakan korban, korupsi yang masih menganakcucu, gizi buruk dan berbagai penyakit, serta kelanjutan episode RUUK Yogyakarta .. Sejenak yang terlintas akan kehebohan ini, sebegitu banggakah rakyat kita dengan Tim Nasional Sepakbola Indonesia? Saya sendiri bangga, dan yang lain menganggukkan kepala. Sebegitu hebatkah Timnas Indonesia? Kali ini saya sepakat mereka bermain lebih baik dari sebelumnya, dari setahun sebelumnya, dari kompetisi sebelumnya, dari lima tahun sebelumnya, dan mungkin ini pencapaian terbaik Timnas sepanjang sejarah, atau bukan? Kalau Timnas pernah lebih baik, mungkin dulu gegap-gempitanya belum sebesar ini. Ya, informasi telah mengubah segalanya, dahulu mungkin memang belum banyak orang memiliki televisi, radio itu wajar semua punya, koran tidak semua orang bisa beli setiap hari, paling dapat kabar dari bungkus nasi, dan apalagi? Internet mungkin yang paling mencolok dengan kondisi saat ini. Memang yang namanya media informasi bisa menjadi satu pembeda yang sangat drastis. Apa jadinya tahun 1969 ARPA tidak melaksanakan proyek ARPANET dengan baik, atau beberapa pekerjanya saat itu tidak mendapat inspirasi akan cikal bakal internet, mungkin saat ini bukan internet yang kita hadapi atau justru ada media lain yang mungkin bisa lebih baik atau lebih buruk. Apa jadinya jika surat kabar dilarang untuk diterbitkan karena informasinya dinilai merugikan penguasa? Mungkin media surat jadi alternatif arus informasi, atau mungkin ada media cetak lain yang menggantikan posisi kertas bacaan ini. Apa jadinya kalau J.L. Baird dan C.F. Jenkins tak menemukan televisi? Apa jadinya kalau Marconi putus asa sehingga radio tidak dikenal dunia? Dan apa jadinya kalau saat itu Faraday berhenti bereksperimen dengan listrik karena banyak orang menghujat penemuannya yang dianggap membahayakan? the Butterfly effect, anything is possible, enjoy everything today, but think again is not bad :) [caption id="attachment_81073" align="alignnone" width="522" caption="Timnas Indonesia ketika melawan Thailand"]
Saya memimpikan lagu Garuda di dadaku kelak menjadi salah satu lagu kebangsaan di setiap event yang diikuti Indonesia, entah sepakbola, bulutangkis, volley, memanah, dan semua cabang olahraga. Saya membayangkan juga 10-15 tahun kelak, kita bisa sejajar dengan Korea Selatan, Jepang, dan China di level Asia, bukan cuma di sepakbola tapi di seluruh kualitas aspek. Dan saya mempunyai cita-cita, pada 2018 nanti Garuda Merah Putih menyanyikan Indonesia Raya di Rusia, bertanding di rumput sintetis ala Soviet, dan mencetak sejarah. Mari berangan-angan Okto Maniani vs Bojan Krkic, Kurnia Mega vs David De Gea, Ahmad Bustomi vs Sergio Busquet.
Semoga kebangkitan tim nasional ini, kebangkitan kita semua :)
[caption id="attachment_81078" align="alignnone" width="549" caption="Okto menjebol gawang David De Gea"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H