Sambil mengawasi di balik jendela aira memastikan kalo priam bisa berjalan sampai kelasnya. Entah dimana teman-temannya tidak ada yang membantu berjalan. Ada rasa iba di diri aira,sepertinya memang kesakitan. Keluarlah aira dari uks , temannya berjaga adik kelasnya yang tubuhnya lebih kecil dari priam, kasihan kalo di suruh aira membantu priam. Melihat kanan kiri kalo kalo ada sesorang yang bisa di suruh buat memopong priam ke kelasnya.
" agus,gus " panggil aira ke teman sekelasnya yang kebetulan ada di sekitar uks
" ada apa ir " mendekat ke arah aira
" minta tolong gus, itu si ketua rohis kakinya sakit, batuin anterin sampai kelas" sambil melihat kearah priam yang masih tertatih-tatih.
" harus gua banget nih " konfirmasi Agustus
"iya lah masa gua, cepet sana. Sebelumya makasih " tegas aira
" baiklahhh"
"guys bentar gua bantuin penggedenya rohis dulu, dapet perintah dari ibu dokter bahaya nilai gua kalo gak di turutin" pamit agus ke teman-temannya
" mau dibantuin juga gak biar cepet sampainya si ustadz " ejek temenya Agus
" gak usah nanti gua menyusul" agus berlari menghampiri priam
Aira kembali kedalam uks, ya masih memantau lewat jendela memastikan priam benar- benar di bantu agus.