Mohon tunggu...
Alfi Nur Hidayati
Alfi Nur Hidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Raden Mas Sa'id Surakarta

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Pendidikan di Indonesia

1 Juni 2021   19:30 Diperbarui: 1 Juni 2021   19:35 6729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seluruh bagian dalam suatu negara tidak bakal terlepas dari suatu kasus, tidak terkecuali dalam bidang pembelajaran. kenyataannya, hingga saat ini masih terdapat bermacam kasus pembelajaran di Indonesia yang masih belum terselesaikan. Perihal ini sangat disayangkan sebab bidang pembelajaran ialah salah satu aspek yang sanggup meningkatkan mutu sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang rendah ini bisa menghabat sesuatu negeri untuk bergerak maju. Sebanyak apa juga sumber energi alam yang dipunyai Indonesia, tidak bisa mempengaruhi pada kemajuan bangsa apabila tidak dikelola oleh orang-orang yang pas. Sehingga, tanpa terdapatnya pembelajaran yang bermutu, cita- cita jadi negeri yang maju cumalah suatu angan- angan semata.

Pembelajaran ialah salah satu tonggak buat kemajuan bangsa. Pembelajaran bisa mencetak generasi penerus bangsa yang bermutu. Indonesia merupakan salah satu Negeri tumbuh di dunia yang masih memiliki permasalahan besar dalam dunia pembelajaran. Negeri kita memiliki tujuan bernegara "mencerdaskan kehidupan bangsa" yang sepatutnya jadi sumbu pertumbuhan pembangunan kesejahteraan serta kebudayaan bangsa. Yang kita rasakan saat ini merupakan terdapatnya ketertinggalan didalam kualitas pembelajaran, paling utama pada masa pandemi saat ini ini.

Problem pembelajaran di Indonesia tidak cuma hingga jenjang sekolah SD sampai dengan SMA saja. Melainkan pula dimiliki oleh perguruan tinggi, sebab masih banyak jumlah universitas yang belum terakreditasi dengan baik. Tidak hanya itu masih terdapat pula kompetensi para pengajar yang belum kompeten. Perihal itu berakibat pada mutu yang dihasilkan, ialah sumber energi manusia lulusannya yang keahlian kompetensinya nyaris dapat disamakan dengan orang yang tidak mengenyam bangku kuliah.

Di Indonesia sendiri mempunyai topik ulasan dalam kurikulum yang lumayan banyak, sehingga para pelajar tidak bisa fokus dengan apa yang sepatutnya mereka pelajari. Guru lebih memilah buat terus melanjutkan pendidikan, sementara itu para siswa belum betul- betul seutuhnya menguasai serta memahami sesuatu konsep ataupun topik bahasan yang diajarkan oleh guru. Dampaknya, hingga tamat sekolah siswa tidak meguasai apa- apa sebab hanya menekuni tiap pokok bahasan secara sepintas tanpa sempat hadapi gimana indahnya serta menyenangkannya metode mengenali pengetahuan.

Kemudian masalah-masalah apa yang jadi problematika dalam pendidikan di Indonseia? Di indonesia sendiri masih ada 4 permasalahan yang belum bisa diatasi, antara lain adalah :

  • Minimnya ketersediaan dana pendidikan. Terkait permasalahan dana, bukan hanya bayaran pembelajaran di lembaga formal ataupun informal. Bayaran buat membayar properti serta sarana semacam buku, perlengkapan tulis, seragam, serta transportasi. Tidak hanya itu, untuk golongan yang hadapi kesusahan ekonomi, mereka lebih memilih bekerja guna memenuhi bayaran hidup yang terus menjadi besar dibanding meneruskan pembelajaran. Memang, pemerintah telah mengharuskan wajib belajar 12 tahun dan membiayai secara gratis bagi rakyat kecil atau tidak mampu. Tetapi, kasus ini tidak bisa tuntas begitu saja karena alokasi dana yang menyebar tidak dapat dirasakan masyarakat kurang mampu secara menyeluruh.
  • Sedikitnya bahan belajar mengajar. Demi tingkatkan mutu belajar, murid telah sepatutnya mendapatkan buku pelajaran ataupun lembar latihan soal. Sebaiknya, dorongan berbentuk bahan belajar diberikan lebih banyak ke wilayah- wilayah yang dengan warga kurang mampu. Bukan itu saja, guru juga membutuhkan bahan ajar yang dengan modul yang bermutu serta cocok untuk kurikulum terkini. Apabila tenaga pendidik mengenakan bahan ajar yang ketinggalan era, pasti aktivitas mengajar jadi kurang optimal.
  • Rendahnya mutu tenaga pendidik. Mutu tenaga pendidik yang rendah jadi salah satu kasus pembelajaran di Indonesia. Tidak seluruh guru sanggup mengajar modul yang cocok kompetensi tiap- tiap.
  • Tidak ada sarana atau fasilitas yang memadai. Tidak cuma harus lengkap, sarana juga wajib memadai. Misalnya, papan tulis, meja, kursi, perkakas laboratorium, atau alat elektronik. Bayangkan bila sarana tersebut rusak, tentu hal ini dapat mengganggu proses belajar mengajar.
  • Ada pula kasus sarana yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Walaupun saat ini murid bisa belajar secara digital, tetapi golongan tertentu saja yang dapat menikmatinya. Murid yang berasal dari keluarga kurang mampu, belum dapat menerima sarana esensial yang mencukupi. Kasus semacam inilah yang wajib jadi fokus pemerintah dalam negara.

Dengan meningkatnya mutu pembelajaran berarti sumber energi manusia yang terlahir akan terus menjadi baik mutunya, serta Indonesia akan sangugup bersaing secara sehat dalam seluruh bidang di dunia internasional. Dan Pembelajaran di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya serta terciptanya keadilan dalam dunia Pembelajaran. Dimana, bukan hanya tentang meningkatkan fasilitas serta prasana pendidikannya saja, namun butuh terdapatnya pergantian dalam sistem Pembelajaran Indonesia ini bukan cuma berorientasi pada hasil, tetapi wajib berfokus pada prosesnya.

Masalah- masalah tersebut tidak akan rampung apabila tidak mengaitkan kedudukan dari segala susunan msyarakat. Oleh sebab itu, dukungan dari tiap orang akan sangat berarti dalam situasi serta kondisi pensisikan pada saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun