Mohon tunggu...
Alfin ramadhan
Alfin ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNPAM

Instagram @aaalfin021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stigma tunanetra di masyarakat luas

16 Januari 2024   10:26 Diperbarui: 22 Januari 2024   08:58 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Stigma Tunanetra di Masyarakat Luas
Oleh: Alfin Ramadhan, Disabilitas Netra
Cibinong, 15 Januari 2024
Abstrak
Tunanetra adalah salah satu kelompok disabilitas yang sering mengalami stigma di masyarakat luas. Stigma tersebut dapat berupa anggapan bahwa tunanetra adalah orang yang lemah, tidak mampu, dan tidak bisa mandiri. Stigma ini dapat berdampak negatif terhadap kehidupan tunanetra, baik secara sosial, ekonomi, maupun psikologis. Pendahuluan
Stigma adalah anggapan negatif yang melekat pada seseorang atau kelompok tertentu. Stigma dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti perbedaan fisik, budaya, atau agama. Stigma terhadap tunanetra di masyarakat luas dapat berupa anggapan bahwa tunanetra adalah orang yang lemah, tidak mampu, dan tidak bisa mandiri.
Anggapan Negatif Terhadap Tunanetra
Anggapan negatif terhadap tunanetra sering kali muncul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang disabilitas netra. Masyarakat sering kali menganggap bahwa tunanetra tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, dan beraktivitas sosial. Anggapan ini dapat berdampak negatif terhadap kehidupan tunanetra, baik secara sosial, ekonomi, maupun psikologis.
Dampak Stigma Terhadap Tunanetra
Secara sosial, stigma terhadap tunanetra dapat menyebabkan tunanetra mengalami diskriminasi dan pengucilan dari masyarakat. Tunanetra sering kali kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan layanan publik.
Secara ekonomi, stigma terhadap tunanetra dapat menyebabkan tunanetra mengalami kesulitan untuk mendapatkan penghasilan. Tunanetra sering kali ditolak untuk bekerja di berbagai bidang, sehingga mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Secara psikologis, stigma terhadap tunanetra dapat menyebabkan tunanetra mengalami depresi, kecemasan, dan rendah diri. Tunanetra sering kali merasa tidak mampu dan tidak diterima oleh masyarakat.
Upaya Mengatasi Stigma Terhadap Tunanetra
Upaya untuk mengatasi stigma terhadap tunanetra dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:
•Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi stigma terhadap tunanetra. Pendidikan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang disabilitas netra, sehingga masyarakat dapat memahami kemampuan dan potensi tunanetra.
•Pemberdayaan
Pemberdayaan tunanetra juga dapat membantu untuk mengatasi stigma terhadap tunanetra.
Pemberdayaan dapat memberikan keterampilan dan kesempatan kepada tunanetra untuk mengembangkan potensi mereka.
•Perubahan Sikap
Perubahan sikap masyarakat juga penting untuk mengatasi stigma terhadap tunanetra. Masyarakat perlu mengubah anggapan mereka tentang tunanetra, sehingga mereka dapat menerima tunanetra sebagai bagian dari masyarakat. Kesimpulan
Stigma terhadap tunanetra merupakan masalah yang serius yang perlu diatasi. Stigma tersebut dapat berdampak negatif terhadap kehidupan tunanetra, baik secara sosial, ekonomi, maupun psikologis. Upaya untuk mengatasi stigma terhadap tunanetra dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pendidikan, pemberdayaan, dan perubahan sikap masyarakat.
Saran
Untuk mengatasi stigma terhadap tunanetra, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan tunanetra sendiri. Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan bagi tunanetra. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang disabilitas netra. Tunanetra juga perlu meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka, sehingga mereka dapat mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun