Lampu pualam yang menyala terang.
Atau, nyala api yang membakar.
Mengantrilah kamu seorang-seorang.
Hingga terpenyet seperti kumbang.
Bisikan itu berubah menjadi teriakan yang sangar di neraka.
Hanya satu jangka.
Menyambut kesakitan yang tertunda.
Entah berapa lama.
Hidup---mati terus bernyawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!