Mohon tunggu...
Alfin Maqsudi Al Hasani
Alfin Maqsudi Al Hasani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar Tadris IPS 2 IAIN JEMBER

Abda'u Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perenialisme

28 Mei 2020   23:21 Diperbarui: 28 Mei 2020   23:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perenialisme merupakan salah satu aliran filsafat yang muncul sekitar abad 20, tepatnya sekitar tahun 1930an. Jauh sebelum itu, pemikiran-pemikiran atau teori-teori perenialis sudah ada sejak abad pertengahan, tapi pemikiran perenialisme ini baru diakui atau diresmikan pada abad 20 yang saat itu aliran ini dikemukakan sebagai bentuk perlawanan dari filsafat progresivisme. Menurutnya, aliran progresivisme telah mengubah pendidikan semakin jauh dari visi hidup yang sesungguhnya.

Perenialisme berasal dari Bahasa latin, akar kata dari perenis atau perennial (Bahasa Inggris) yang berarti tumbuh atau hidup terus dari waktu ke waktu, simpelnya berarti abadi. Perenialisme memandang bahwa realitas atau tatanan kehidupan berupa nilai, norma adalah bersiafat abadi atau kekal. Dalam konteks ini, perenialisme ingin mengembalikan tatanan kehidupan yang sudah cendrung terpengaruhi oleh progresivisme menjadi seperti semula (abad pertengahan).

Prinsip utama yang mendorong perenialisme ini untuk kembali pada masa lampau bukanlah sebuah nostalgia atau sikap untuk mengenang masa lalau, melainkan untuk membina kembali kepercayaan yang teguh pada nilai-nilai asasi abad pertengahan yang telah terbukti manfaatnya.

Dalam dunia pendidikan, perenialisme memandang bahwa pendidikan merupakan jalan untuk kembali pada tatanan kehidupan lama (abad pertengahan). Setelah dunia pendidikan dirasa sudah mulai terpengaruh oleh progresivisme, maka perenilaisme hadir dalam dunia pendidikan untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan kembali, yaitu mengembalikan tatanan kehidupan (kebudayaan) sekarang kepada masa lampau yang dianggap niali dan normanya lebih baik.

Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan pada zaman kuno dan tepatnya abad pertengahan perlu dijadikan ladasan untuk menyusun sitem dan konsep dasar dalam pendidikan sekarang. 

Maka dari itu, ilmu atau pengetahuan yang diajarkan lebih fokus pada pengetahuan masa lalu, sepertia kebudayaan lama agar pengetahuan tersebut nantinya bisa dijadikan landasan untuk kehidupan zaman sekarang. Karena pengetahuan yang diajarkan lebih fokus pada kebudayaan lama, maka seorang peserta didik dituntut untuk membaca dan berdiskusi. Membaca buku-buku sejarah ataupun buku-buku kebudayaan lama yang kemudian didiskusikan.

Selanjutnya tentang pokok pemikiran dari tokohperenialisme.

1. Robert Maynard Hutckins: Hutckins berpandangan bahwa pendidikan merupakan suatu proses untuk menjadikan manusia sebagai makhluk sosial seutuhnya. Artinya manusia yang peduli pada manusia lain, atau bisa dikatakan manuisa yang humanis. 

Hatckins berkeyakinan bahwa dengan pendidikan manusia akan lebih mudah diarahkan untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, disamping itu pendidikan juga akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-niali, norma-norma dan kebudayaan lama bagi setiap peserta didikanya (manusia). 

Dan untuk mengembangkan potensi yang dimaksud maka peserta didik haruslah dibiasakan untuk membaca dan berdiskusi khusunya tentang nilai dan kultur pada masa lampau.

2. Ortimer Adler: menurutnya kehidupan manusia selalu berpijak diatas pembiasaan sehingga pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Dalam dunia pendidikan manusia sangat perlu untuk mengembangkan potensinya, oleh karena itu maka perlu kiranya untuk membiasakan dirinya dalam rangka mengembangkan potensi yang dimilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun