Mohon tunggu...
Alfin khoirudin
Alfin khoirudin Mohon Tunggu... Pustakawan - SEMANGAT DALAM BERPROSES

Mahasiswa S1 UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjara Asmara

25 November 2022   20:14 Diperbarui: 25 November 2022   20:15 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Penyangga rindu dibalik tiang pancang
Berdiri sejak lahirnya asmara berbunga
Mengharumi sekat-sekat malam
Yang ada untuk dikagumi dan dipuji

Nama indahmu sulit terlepas dibenak ini
Terukir rapi, terjerat, tersusun dengan bait syair yang syahdu
Dengan apa gelombang melodi ini tercipta
Saat dilantunkan sungguh menggema angkasa

Lantangnya hati disaat mengupas kulit rasa
Tidak ada batas tanpa ragu dan malu ucapnya
Maju untuk memetik buah hati perindu
Itulah mengapa dikatakan buta disaat itu

Gurun-gurun yang tandus selalu bercerita
Besok adalah hari dimana surat asmara bertapa
Tintanya ada bersama angan, rasa,  dan karsa
Tercipta dengan nuansa hati yang melebur kasta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun