Mohon tunggu...
Bustomi Menggugat
Bustomi Menggugat Mohon Tunggu... -

Senang belajar hal baru. Senang traveling, membaca dan menulis. Biasanya diundang sebagai 'tukang ngoceh' terkait agama, demokrasi dan kebangsaan. Contact: akubisa_tommyheaven@yahoo.com (Tim AKU BISA). Sedang belajar menggagas konsep motivasi #SalamAKUBISA :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

I Love Therefore I Am

31 Juli 2012   02:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku hidup karena cinta. Itu kata orang-orang di sekitarku. Bahkan dunia ini pun ada karena cinta bukan? Jika bukan karena cinta lalu untuk apa Tuhan menciptakan dunia dan seisinya ini? Sehingga saat seorang filsuf kenamaan asal Perancis, Jean Paul Sartre tapi lebih dipopulerkan oleh Rene Descartes, mengatakan “ karena berpikir (maka), aku ada” bukankah sah-sah saja jika aku mengatakan hal senada, “ karena cinta (maka) aku ada”. Semua bermula karena cinta dan akan berakhir disebabkan cinta pula. Setiap konflik di manapun di dunia ini tentulah karena cinta. Entah karena cinta pada diri sendiri, harta, tahta maupun wanita. Begitupun dengan diriku. Aku melakukan semua ini karena besarnya cintaku padanya. Sosok yang sempurna menurutku. Meskipun banyak yang menyalahkan pendapatku bahwa ada kesempurnaan pada pujaan hatiku ini. Mereka bilang bahwa hanya Tuhan yang berhak menyandang gelar sempurna.

Menurutku apakah kita mau mengatakan bahwa tuhan itu sempurna atau tidak, Dia dengan sendirinya tetap tuhan. Aku menilai bahwa cintaku ini sempurna karena tidak tahu lagi diksi apa yang harus kupakai untuk melambangkan betapa rasa cinta yang begitu membuncah dalam jiwaku yang tak tertahankan ini. Jika setiap waktu hanya rona wajahnya yang indah nan elok sahaja yang terpatri dalam sukma. Tiap hembusan nafas hanya namanya yang terngiang. Bahkan saat tuts-tuts keyboard ini aku tekan hanya rangkaian huruf yang membentuk namanya saja yang ingin aku jamah. Betapa sempurna aku mencintainya. Dalam tidurku tak pernah lekang dari memimpikannya. Bangun tidurpun yang aku ingat bukan siapa aku tetapi dirinya. yah dia adalah segala bagiku. Tak ada lagi yang dapat membangkitkan gairah hidupku selain dia. Haq atas kekuatan yang menguasai diriku ini, cintaku begitu sempurna untuknya. Bahkan mulutku serasa menjadi najis saat aku menyebut namanya. Itu semua karena ia begitu suci bagiku. Sesuci cintaku padanya.

Karena besarnya cintaku, tak sengaja air mata menetes saat aku mengecup bibirnya yang indah merekah. Aku lakukan saat dia memintaku untuk berada di samping tempat tidurnya. Saat itu begitu mencekam malamnya. Dia ketakutan. Dia meneleponku. Dia hanya meminta untuk menemani beberapa jam. Tetapi bagiku itu seakan permintaan selamanya. Maka aku temani malamnya hingga dia terlelap. Saat nyenyak menggelayutinya. Dia terlelap dalam tidur indahnya. Dia begitu terlihat sempurna dalam balutan gaun tidur hasil rajutan ibuku yang aku berikan sebagai hadiah ulang tahunnya dua tahun lalu. Yah dia begitu pandai menghargai pemberian orang lain. Mungkin ada kekuatan jahat yang memaksaku untuk melakukannya malam itu. Aku begitu takut. Tapi kesempurnaan cintaku dalam konsepsi pikiranku mengalahkan segalanya. Aku kecup keningnya. Aku kulum bibirnya. Betapa kedahsyatan aku rasakan. Yah hanya itu yang aku lakukan. Aku tak berani lagi. Tetapi aku bahagia. Yah kebahagiaan yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Malam itupun aku tertidur di sampingnya. Laksana ayah yang sedang meninabobokan putri tercintanya. Sang ayah rela tertidur di lantai dekat sang putri tersayang demi menunjukkan kesempurnaan cintanya kepada sang buah hati. Dan aku melakukannya demi sang pujaan hati.

Hingga tibalah saat yang membuatku berpikir seakan tuhan menjelma menjadi sebuah ketidakadilan dalam hidupku. Aku divonis menderita kanker otak. Sebuah vonis yang menjelma bak palu godam. Aku begitu terpukul. Asa cinta yang sempurna seakan terhapus dengan sendirinya. Apakah aku harus merubah keyakinanku akan kalimat saktiku di awal bahwa “ karena cinta (maka) aku ada”. Tidak!! Aku tidak boleh menyerah. Dia begitu sempurna untuk aku lupakan. Ia adalah bidadari terhebat untuk kalah dengan vonis itu. Aku harus yakin cinta akan dapat mengalahkan semuanya. Hatta vonis atas diriku sekalipun.

Akhirnya apa yang aku takutkan tiba. Cintaku tahu akan derita yang aku alami. Dia menangis. Dia meneteskan air mata. Yah bidadariku merah mata indahnya. Sesuatu yang tak pernah aku temui selama hidupku. Sesuatu yang selalu aku jaga agar tak pernah kulihat terjadi padanya. Tak pernah kubiarkan siapapun membuatnya menangis. Dan sekarang aku yang membuatnya menangus. Tidak!! Tuhan memang tidak adil. Tuhan jahat telah membuat cintaku yang sempurna meneteskan air mata sucinya. Tidak boleh kubiarkan semua ini terus menerus terjadi. Kekuatan cintaku harus bisa mengalahkan segalanya. Aku harus mengembalikan kekuatan cintaku yang sempurna. Penyakit ini tiadalah berarti jika dibandingkan dengan kesempurnaan cinta yang aku yakini. Aku pun menggugat Tuhan tiap malamku. Aku berdiskusi denganNya. Aku katakan padaNya bahwa jika aku ada karena cintaNya yang menjelma dalam sukma alam, maka ijinkan aku sembuh untuk membuktikan pada dunia bahwa memang cintaku sempurna adanya. Dan kini aku telah yakin kembali. Vonis itu hanyalah onak yang mencoba menguji kesempurnaan cintaku. Cintaku pun paham hingga akhirnya aku dan dia dalam balutan suci sukma asmara menjalani keyakinanku. Aku pun bahagia karena cinta maka aku ada hingga kurub mataku meninggalkan alam mayapada ini.

*Tersedia pula di www.bustomimenggugat.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun