Weitz..udah jam 10 pm. Tapi mata masih segar terang benderang, seperti biasa kalau sudah begitu entah itu buku, Handphone(HP) so pasti deh televisi (TV) yang jadi teman. Kebetulan tadi malam HP sepi, buku juga lagi malas baca karena sudah dari pulang kerja aku nge-date dengan buku itu, jadilah remote TV bermain, saluran pengantar tidur kalau bukan TV One, Metro TV deh (sok cerdas banget ya tontonan saya :p).
Tadi malam kedua saluran TV itu saya tonton, tetapi saya lebih tertarik untuk membahas berita dari TV One tadi malam. Gedung parlemen yang menjadi objek wisata di dunia, itulah topiknya. Berbicara tentang parlemen, lembaga tersebut sedang menjadi buah bibir di negaraku loh, berita TV tak pernah absen membicarakannya, surat kabar harian jua, kumpul-kumpul dengan teman juga ada aja muncul celetukan sehingga menjadi pembicaraan serius, intinya kalau orang awam akan langsung terkenal deh kalau dibicarakan banyak kalangan seperti itu.
Jadi ada beberapa Negara di dunia yang memiliki gedung parlemen dan dijadikan sebagai objek wisata karena keindahan dan keunikannya. Saya ingat tiga di bawah ini :
London, United Kingdom
Washington DC, Amerika Serikat
New Delhi, India
Ketiga bangunan tersebut memang indah, selain memang bangunan lama sehingga memiliki nilai historis yang tinggi sehingga wajar gedung tersebut menjadi objek wisata terkemuka di dunia. Nah, mungkin itu yang ingin ditiru oleh Parlemen Indonesia, sebuah gedung parlemen yang menjadi salah satu tujuanwisata di dunia, yang banyak di datangi orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Tetapi coba diperhatikan, gedung parlemen Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga memang ramai dikunjungi orang, tetapi bukan sebagai objek wisata tetapi objek pengrusakan karena gedung ini selalu menjadi objek demonstrasi para masyarakat yang tidak jarang sifatnya destruktif dan anarki.
Renovasi dan penambahan fasilitas terhadap gedung DPR akan selalu menjadi bulan-bulanan publik selama hal tersebut dinilai tidak terlalu penting, seandainya pembangunan tersebut menggunakan kocek pribadi anggota DPR yang menikmati segala fisilitas tersebut mungkin tidak akan menjadi masalah, tetapi ini pake duit Negara euy, dana ratusan miliar yang dialokasikan untuk renovasi dan penambahan fasilitas gedung DPR akan lebih baik dipindah alokasi ke hal-hal yang sifatnya lebih emergency misalnya pendidikan dan kesehatan.
Apa gunanya punya gedung perwakilan rakyat yang mewah tetapi penghuni didalamnya memiliki moral rendah yang tidak menyadari tugas mereka disana, lebih baik gedung DPR berdindingkan kayu dan bikin lebih sederhana tetapi orang-orang di dalamnya memiliki kesadaran moral yang tinggi. Saya yakin kalau gedung DPR Indonesia dibuat seperti itu, banyak orang-orang dari penjuru negeri akan datang karena pasti mereka akan penasaran dengan bangunan DPR Indonesia yang terbuat dari kayu dan sangat sederhana, berbeda 180 derajat dengan yang ada di Negara-negara lain bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H