Otto mempunyai sifat tertutup, dia urung untuk menceritakan kisah masa lalunya terhadap tetangganya, sekalipun Marisol yang berusaha akrab. Namun, ada momen di mana Otto menceritakan kisah bersama istrinya tersebut. Selain itu juga, kelucuan dan romantisnya di alur kilas balik pun tidak kalah menghangatkan hati.Â
Cerita Otto di sini dibangun pelan-pelan. Mulai dari denial dengan kedatangan tetangga baru, namun perlahan-lahan mulai menerima dan akrab satu sama lain. Sehingga, menghasilkan alur yang apik, hingga konfliknya pun sangat terasa karena sifat Otto ini.
Selain itu pun, banyak adegan komedi yang menjadi paduan drama dalam film ini.
Mengangkat Tema Depresi
Tentu, perilaku Otto yang selalu berusaha bunuh diri menjadi nilai dalam film ini. Otto kehilangan istrinya dan dia belum bisa menerima keadaan tersebut, membuatnya jatuh dalam fase depresi, sampai ingin bunuh diri.
Di sisi lain, Otto tidak pernah menerima orang dengan baik karena anggapannya semua orang itu bodoh. Sehingga, Otto menyadari bahwa tidak ada satu orang pun yang peduli terhadap dirinya.
Marisol menjadi cahayanya Otto. Dia berusaha untuk akrab dan akhirnya bisa saling mengobrol, meksipun harus bertahap dan susah. Peran Marisol sangat kuat dalam film ini.
Dengan adanya Marisol sebagai pencegah Otto untuk bunuh diri, menjelaskan bahwa masih banyak orang yang peduli terhadap diri kita, seburuk apa pun kondisi kita, separah apa pun kondisi kita, tetapi masih ada orang yang masih peduli.
Oleh karena itu, pesan moral dalam film ini cukup dalam.
Terselip Unsur LGBT
Sebenarnya ini tidak terlalu panjang dan banyak LGBT yang dijual dalam film tersebut, tetapi tetap saja menjadi hal yang kurang disuka.