Dosen Pengampu : Bapak Cahyo Wahyu Dermawan, S.Pd., M.PdÂ
Upacara kematian suku Dayak Kalimantan Tengah khususnya pada agama Hindu Kaharingan disebut juga upacara tiwah yang merupakan ritual kematian paling akhir yang bertujuan mengantar arwah ke tempat asal (lewu tatau).Â
Manganjan merupakan tarian yang biasa dilakukan dalam upacara tiwah. Tarian manganjan dilakukan sebagai proses komunikasi antara basir dengan roh leluhur. Tari manganjan dilaksanakan oleh keluarga yang melaksanakan upacara tiwah, baik pria atau wanita, muda ataupun yang tua.
Gerakan manganjan ini seperti burung yang sedang mengepakkan sayapnya. Busana yang digunakan dalam tarian manganjan ini yaitu bagi wanita menggunakan baju kurung, sumping, selendang atau bahalai, sedangkan pria menggunakan baju sangkarut, lawung dan ikat mandau di pinggang.
Tari ini diiringi dengan alat musik gong, gandang dan garantung. Musik ini memiliki simbol sebagai suka cita manusia terhadap manusia lainnya.Â
Tari manganjan juga sebagai simbol keluarga memohon doa, berkat sesuai keinginan keluarga pelaksana upacara tiwah sebagai rasa cita bakti terhadap keluarga yang sudah meninggal untuk mengantarkan arwah menuju tempat asal (lewu tatau) bersama Ranying Hatalla Langit ( Dewa tertinggi dalam agama Hindu Kaharingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H