Mohon tunggu...
alfina dian mursita
alfina dian mursita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Book

Not Me

7 November 2023   12:25 Diperbarui: 7 November 2023   12:44 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Disusun oleh : Alfina Dian Mursita (231141135)
 Identitas buku
Judul buku Penulis
Penerbit
Penyunting Tebal buku Tahun terbit ISBN
Sinopsis
"Not Me : Bullying Sangat Berpengaruh Pada Mental Health"
: Not Me
: Cahya Maharani
: PT Moka Media
: Winda Sutrisno
: 300 Halaman
: 2021
: 978-623-7191-13-1

Novel Not Me ini menceritakan tentang seorang bernama Cakrawala Agnibrata, pria yang mengidap gangguan mental, membuatnya selalu tersenyum dan sangat ceria seolah dia yang paling bahagia. Namun dibalik senyum itu ada sebuah luka yang amat sangat dalam entah dari keluarganya, temannya maupun masyarakat. Cakra sangat ramah pada semua orang, kalau bisa di definisikan Cakra itu sebaik baiknya manusia, tapi semesta begItu jahat dan tidak berpihak padanya.

Cakra ialah seorang pria korban bully di sekolahnya, ia dibully karena teman teman sekolahnya tau Cakra tidak lagi mempunyai seorang ibu, Cakra begitu pintar disekolahnya dia selalu mengikuti olimpiade untuk membanggakan sekolahnya. Namun temannya kerap membullynya, namanya Ala, mengapa pihak sekolah tidak menegur Ala? Karena ayah dari Ala ini adala seorang donatur di sekolahnya. Cakra tidak hanya mendapat perundungan di sekolah, tetapi di rumah dia selalu mendapat kekerasan dari ayahnya, Cakra mempunyai kakak laki laki bernama Maratungga tetapi dia sakit sakitan. Ayah cakra selalu melakukan kekerasan yang semakin membuat mental Cakra terganggu.
" Bunda sakit, badan Cakra sakit semua dipukulin ayah. Bunda tolong cakra mau pulang ikut bunda"

 Kisah ini tidak hanya berpusat pada kesehatan mental, namun juga romansa. Ada salah satu serang perempuan teman sekolah cakra, namanya Moa dia sangat baik pada cakra, bagi Cakra Moa adalah salah satu tujuan Cakra buat hidup lebih lama lagi. Namun sayang kisah cinta mereka terhalang tembok yang tinggi, mereka berbeda keyakSSinan. Moa sangat baik pada Cakra, tetapi Cakra tidak mau berbagi luka padanya, dia menyimpan luka sedalam itu sendirian.
"Aku mencintaimu, kamu juga mencintaiku. Kita saling mencintai, tapi apa mungkin selamanya kita akan bersama? Karena cinta kita bukan cuma tentang aku dan kamu. Tapi juga tentang Tuhanmu dan Tuhanku"
Cakra mempunyai penyakit mental sampai dia berhalusinasi menyiptakan seorang anak kecil yang sama seperti dia kisahnya, namanya Gaby. Tanpa disadari Gaby itu adalah Cakra waktu kecil yang mempunyai banyak masalah dan luka. Cakra tidak mempunyai seseorang untuk bercerita dan berkeluh kesah hingga anak kecil itu tercipta karena halusinasi Cakra dan menganggap Gaby itu teman Cakra. Singkat cerita Gaby menghubungi Cakra dan meminta tolong diselamatkan diatas gedung tinggi, Cakra yang panik langsung datang dan ingin menolongnya. Alhasil karena Gaby itu tidak nyata, Cakra kehilangan keseimbangan dan jatuh dari atas gedung tinggi itu pas di hadapan orang yang paling berharga dihidup Cakra yaitu Moa.
"Bang Mara nyuruh pulang kerumah ayah, bukan ke rumah Tuhan!!!."
"Moa, cinta kita melukiskan sejarah," ujar Cakrawala
"Emang cinta kita dari golongan sejarah apa?" tanya Moa
"Sejarah beda keyakinan. Kan itu juga sejarah, Mo. Sejarah dimana kita gakan diizinkan bersatu."
"Dan sejarah beda kewarasan. Kamu sehat akal sedangkan aku sakit mental."
Kelebihan Novel
Penulis sangat pandai mengemas cerita ini, dari menggunakan teknik flashback hingga plot twist yang sangat tak terduga, cerita ini sangat menarik dan unik untuk pembaca. Gaya penulisannya juga termasuk santai dan mudah dipahami para pembaca.
Kekurangan Novel
Kekurangan pada novel ini terletak pada ending yang menurut pembaca masih menggantung karena tidak ada penyelesaian yang tuntas. Terdapat juga beberapa dialog atau kata yang terlalu baku dan memiliki dua makna. Hal ini dinilai kurang sesuai dengan narasi kisah yang menggunakan bahasa santai.
Pesan Moral
Dari kisah ini kita diajarkan untuk menghindari pembullyan, karena penindasan sangat berpengaruh bagi mental seseorang dan meninggalkan luka dalam bahkan trauma apalagi sakit mental.

 Dan mengajrkan agar menghargai waktu dan tidak terjadinya penyesalan, karena waktu adalah salah satu hal yang tidak bisa diulang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun