Mohon tunggu...
Alfina Anatasya
Alfina Anatasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas YARSI

NPM 1212021003 | Akuntansi A

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Keunggulan Bank BCA Syariah dan Bank Syariah Indonesia dalam Era Modern

2 Juni 2024   21:40 Diperbarui: 2 Juni 2024   22:30 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bank BCA Syariah

Bank BCA Syariah merupakan salah satu bank umum syariah di Indonesia yang merupakan bagian dari kelompok usaha Bank Central Asia (BCA), salah satu bank terbesar di Indonesia. Berdiri dengan tujuan memberikan layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, Bank BCA Syariah menawarkan berbagai produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat Muslim. 

Bank Syariah Indonesia

Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah hasil penggabungan tiga bank syariah terbesar di Indonesia, yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Penggabungan ini bertujuan untuk memperkuat industri perbankan syariah di Indonesia dengan menciptakan bank syariah yang lebih besar dan lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun internasional. BSI diluncurkan secara resmi pada awal tahun 2021 dan dengan cepat menjadi salah satu pemain utama dalam industri perbankan syariah di Indonesia.

Bank BCA Syariah

  • Capital Adequacy Ratio (CAR): Menunjukkan kemampuan bank dalam menahan risiko keuangan dengan modal yang dimilikinya. Meskipun CAR mengalami penurunan dari 36,72% pada 2022 menjadi 34,83% pada 2023, bank ini tetap menunjukkan tingkat permodalan yang kuat.
  • Return On Assets (ROA): Mengalami penurunan dari 1,49% pada 2022 menjadi 1,19% pada 2023, menunjukkan penurunan efisiensi dalam menghasilkan laba dari aset.
  • Non-Performing Financing (NPF): NPF mengalami peningkatan dari 1,04% pada 2022 menjadi 1,42% pada 2023, namun NPF net tetap sangat rendah di 0,01%, menunjukkan kualitas pembiayaan yang baik.
  • Financing to Deposit Ratio (FDR): Meningkat dari 80,00% pada 2022 menjadi 82,30% pada 2023, menandakan peningkatan dalam penyaluran pembiayaan.
  • BOPO: Menunjukkan peningkatan efisiensi operasional dengan penurunan dari 81,60% pada 2022 menjadi 78,60% pada 2023.

Bank Syariah Indonesia

  • Capital Adequacy Ratio (CAR): Mengalami peningkatan dari 20,29% pada 2022 menjadi 21,04% pada 2023, menunjukkan peningkatan permodalan.
  • Return On Assets (ROA): Mengalami peningkatan dari 1,85% pada 2022 menjadi 2,15% pada 2023, menunjukkan peningkatan efisiensi dalam penggunaan aset untuk menghasilkan laba.
  • Non-Performing Financing (NPF): NPF mengalami peningkatan dari 2,08% pada 2022 menjadi 2,42% pada 2023, namun NPF net tetap terkendali di sekitar 0,57%.
  • Financing to Deposit Ratio (FDR): Menurun dari 81,73% pada 2022 menjadi 79,37% pada 2023, menunjukkan penurunan dalam penyaluran pembiayaan relatif terhadap dana yang dihimpun.
  • BOPO: Menunjukkan peningkatan efisiensi operasional dengan penurunan dari 75,88% pada 2022 menjadi 71,27% pada 2023.

Kedua bank umum syariah ini menunjukkan kekuatan dan fokus masing-masing dalam menghadapi tantangan industri perbankan. Bank BCA Syariah menonjol dengan tingkat permodalan yang kuat dan efisiensi biaya yang meningkat, sedangkan Bank Syariah Indonesia menunjukkan peningkatan efisiensi dalam penggunaan aset dan operasional secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun