Kayen (09/08/2022). Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Pada tahun 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 27,7 % sebagai akibat dari rendahnya kondisi ekonomi dan edukasi terkait gizi kepada masyarakat. Anak dengan kondisi stunting akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari umur seusiannya, memiliki keterlambatan dalam berfikir, serta lebih mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, para orang tua dihimbau untuk dapat melakukan upaya pencegahan agar anak-anak mereka dapat terhindar dari kasus stunting. Dalam rangka pencegahan stunting tersebut, Mahasiswa KKN Undip melakukan aksi bersama bagi-bagi tanaman kelor di beberapa posyandu di Desa Kayen, Kecamatan Kayen, kabupaten Pati.
Dalam kaitanya mencegah stunting, tanaman kelor memiliki banyak kandungan nutrisi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuh anak. Menurut penelitian, bagian daun (2 tangkai di bawah pucuk sampai tangkai ke-9 atau ke-10) merupakan bagian yang mengandung tinggi protein (28,25%), Beta karoten (pro vitamin A) 11,93 mg, Ca (2241,19) mg, Fe (36,91) mg, dan Mg (28,03) mg. Selain itu, dalam penelitian lain juga menyebutkan bahwa daun kelor memiliki kandungan betakaroten 4 kali wortel, 3 kali potassium pisang, 25 kali zat besi bayam, 7 kali vitamin C jeruk, 4 kali kalsium susu, serta 2 kali protein yogurt.
Penulis : 1. Istianah, 2. Agustina Wahyu Wulandari, 3. Kharisma Yogi Noviana, 4. Dewi ratnasari
DPL : Ojo Kurdi, S. T., M. T., Ph. D
Lokasi : Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H