Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, manusia berasal dari tanah kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah. Manusia memiliki tugas utama yang beribadah, baik ibadah mahdoh yaitu beribah kepada Allah SWT dan ibadah ghaoiru mahdoh yaitu menjaga hubungan baik sesama manusia sebagai makhluk sosial.Â
Pada hakikatnya sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri yang artinya manusia membutuhkan bantuan atau pertolongan dari orang lain. Sikap saling tolong menolong ini sudah seharusnya selalu diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
Ditengah wabah virus covid – 19 yang sedang melanda negeri ini sudah sepatutnya kita tidak hanya mementingkan diri sendiri dan dapat membantu orang – orang yang membutuhkan salah satunya adalah kaum dhuafa.Â
Kaum dhuafa merupakan mereka yang bertahan hidup dengan tempat tinggal yang jauh dari kata layak untuk dijadikan pelindung dikala terik matahari yang menyengat, dikala hujan turun, dan tempat berlindung dari dinginnya angin dimalam hari.Â
Akan tetapi semua kehidupan di dunia ini tidak membuatnya bersedih lantaran  Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa mereka adalah orang – orang yang berada sangat dekat dengan nabi diakhirat kelak nanti.Â
Pentingnya kesadaran untuk saling berbagi kepada kaum dhuafa adalah salah satu bentuk membantu kehidupan seseorang untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Terlebih jika dalam salah satu Ilmu yang memberitahu kita bahwa manusia merupakan sebuah makhluk hidup sosial, yang artinya dalam kelangsungan hidupnya pasti membutuhkan orang lain.Â
Terlebih dalam ajaran agama islam mengjarkan bahwa segala bentuk rezeki yang diberikan terdapat didalamnya, rezeki orang lain, ada sisi ketika orang lain bersusah payah untuk dapat menghidupi keluarganya demi untuk dapat bertahan hidup.
Cara yang kami lakukan untuk dapat membantu meringankan sedikit beban kaum dhuafa ini ialah dengan menjalankan program pemberdayaan kaum dhuafa. Dalam kegiatan pembedayaan kaum dhuafa ini mereka diberikan sebuah kekuatan serta melangkah secara mandiri untuk memperbaiki kehidupan mereka sendiri.
Langkah awal yang kami lakukan untuk program pemberdayaan ini adalah dengan mengunjungi seorang ibu bernama Sri yang bekerja sebagai pemulung di daerah bantaran sungai Banjir Kanal Barat. Beliau biasanya pergi memulung bersama anak laki – lakinya, dalam sehari beliau hanya mendapatkan Rp 5000 – Rp 10.000, dengan uang yang didapat terkadang beliau tidak makan seharian.Â
Bu sri tinggal di pinggir sungai dan bersebelahan dengan rel kereta api dengan hanya beratapkan terpal serta beralaskan kardus. Beliau sudah tinggal ditempat tersebut sejak kecil hingga usia nya yang sekarang sudah cukup rentan.
Sedikit cerita tentang Ibu Sri Ibu Sri datang ke Jakarta saat beliau masih berusia 10 tahun atas ajakan orangtuanya, saat itu beliau sedang mengaji lalu orangtuanya datang dan mengajaknya untuk pindah ke Jakarta.Â