Mohon tunggu...
Alfina Damayanti
Alfina Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - AMBASSADOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA

MANAJEMEN UISI ANGKATAN 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN di Desa Sendiri

22 September 2020   12:10 Diperbarui: 24 September 2020   06:45 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuban-UISI Berinovasi,mahasiswa mengabdi untuk mewujudkan merdeka belajar dimasa pandemi.

Untuk membantu pemerintah dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 Universitas Internasional Semen Indonesia berinovasi membuat konsep Kuliah Kerja Nyata yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini UISI membuat suatu program KKN TEMATIK DARING UISI 2020. Yang dilaksanakan secara daring di Desa masing-masing. UISI terus berupaya untuk tetap mengabdi dimasa pandemi ini dengan melakukan penyebaran mahasiswa di seluruh Indonesia. Memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk membuat suatu perubahan yang bermanfaat bagi daerah masing-masing dengan 3 Topik yaitu pendidikan,ekonomi,kesehatan.

Ditengah arus kompetisi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan yang terencana,sistematik dan aplikatif untuk melatih dan mendidik mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas,tanggap terhadap masalah yang timbul di masyarakat dan mampu mencari solusinya. Dalam merealisasikan dan mencapai tujuan tersebut, maka dilaksanakan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) oleh mahasiswa perguruan tinggi. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat dan merupakan salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam Hal ini yang menjadi sasaran utama KKN adalah Desa Pongpongan Merakurak-Tuban atau desa sendiri. Desa Pongpongan merupakan salah satu desa yang terletak di kota Tuban, tepatnya dekat dengan pabrik Semen Indonesia pabrik Tuban. Desa yang terkenal akan nilai sumber daya alamnya yang melimpah untuk bahan baku pembuatan semen.

Saat ini kita telah memasuki era digitalisasi atau disruption era dimana banyak peralihan sistem dari offline menjadi online karena kondisi yang sedang teradi. Kurangnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang kemajuan teknologi mengakibatkan kurang optimalnya pemanfaatan gadget yang mereka miliki, rata-rata masyarakat di desa Pongpongan hanya menggunakan gadget untuk berkomunikasi sekedar telfon,sms dan main game. Hal ini mengakibatkan banyaknya generasi muda utamanya anak-anak yang kecanduan main gadget untuk bermain game online. Tentunya hal ini sangat membahayakan kesehatan mereka,mulai dari mata minus,kurang tidur yang berdampak pada daya tahan tubuh dan juga mempengaruhi semangat belajar mereka.Oleh karena itu peran orangtua dalam melakukan pemantauan sangat penting.

tangkapan layar (dok. pri)
tangkapan layar (dok. pri)
Tetapi profesi mereka sering kali membuat mereka kurang memiliki waktu untuk pendampingan belajar putra-putrinya sehingga putra-putrinya dititipkan ditempat bimbingan belajar yang berada di Kecamatan Merakurak yang saat ini sedang dalam zona kuning. Sebagai seorang mahasiswa kita harus bisa memperhatikan masalah yang timbul dimasyarakat utamanya saat pandemi seperti ini. Kita harus membantu pemerintah dalam menangani covid-19. Dengan cara pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata. Saling berbagi wawasan dan ilmu pengetahuan untuk membantu memberi solusi dengan sistem bimbingan belajar gratis secara daring untuk memutus rantai penyebaran covid-19 dengan tetap produkif memanfaatkan gadget yang kita miliki seoptimal mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun