Mohon tunggu...
Alfikri Oktavian Yudhistira
Alfikri Oktavian Yudhistira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

A student who interested in Politics, International Relations, communications, and business.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sustainable Development Goals pada Kebijakan Tiongkok

29 Desember 2022   07:35 Diperbarui: 29 Desember 2022   07:44 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Sustainable development yaitu pembangunan yang berkelanjutan yang diorientasikan untuk memenuhi kebiutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Sustainable development menyadari bahwa permasalahan lingkungan tidak dapat lagi diselesaikan secara sektoral maupun menjadi bagian dari pembangunan ekonomi dan sosial.

Dalam menjalankan sustainable development, Tiongkok berfokus pada menaikan output perkapitanya dengan cara mengubah model ekonominya, mengalihkan sumber bahan bakar, mengembangkan sistem transportasi baru, dan merangkul urbanisasi ramah lingkungan. 

Seperti dengan cara menonjolkan fokusnya pada model perkotaan kota ramah lingkungan, yang menampilkan bahan konstruksi berenergi rendah, transportasi massal ringan, dan kantong perkotaan (ruang hijau) yang terencana dengan baik. 

Area Baru Xiong, yang direncanakan sebagai pusat anak perusahaan di selatan Beijing, khususnya penting dalam hal ini, seperti juga Kota Sino-Singapura Tianjin Eco-city dan Hainan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk beralih ke semua kendaraan berenergi bersih. 

Menurut satu perkiraan baru-baru ini, Tiongkok saat ini memiliki rencana untuk membangun lebih dari 250 kota ramah lingkungan. Sebagai latecomer relatif untuk urbanisasi, Tiongkok memiliki kesempatan untuk mengandalkan model-model baru perencanaan kota dan efisiensi energi yang tidak tersedia untuk penggerak pertama di dunia industri. 

Selain pada bidang tersebut, Tiongkok juga menjalankan sustainable development dalam perang dagang. Tiongkok memenangkan pertempuran yang jauh lebih penting untuk keberlanjutan. 

Untuk kreditnya, Tiongkok fokus pada pertempuran ini pada titik ketika output per kapita-nya hampir tidak lebih dari sepertiga tingkat di negara-negara maju. Negara yang relatif miskin telah membuat pilihan sadar untuk mengalihkan fokusnya dari kuantitas ke kualitas pertumbuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun