"BRAKKKKK" Suara sepeda motor yang terjatuh beradu dengan mobil truk yang mengangkut puluhan ton beras. Warga yang menyasikan kejadiaan tersebut berbondong-bondong datang untuk melihat keadaan korban, korban yang tak lain seorang drivel ojol dan penumpangnya bernama Mira. Darah berserakan, motor yang sudah tak karuan bentuknya, driver ojol dan Mira yang sudah tidak sadarkan diri. Sementara dari kejauhan Asep yang melihat kejadian itu tunggang langgang meninggalkan tempat kejadian.
Jutaan pikiran negatif bersarang dalam kepala Asep yang menggunakan Helm Honda warna hitam, ia sedang melaju cepat dengan motor beat kesayangannya. "Ahh, kenapa jadi beginiii?! Bukan ini keinginan ku" dengan suara yang parau, ia menyesali perbuatan yang ia perbuat tanpa sadar. Tanpa sadar air terjatuh membasahi pipinya yang merah sehabis ditampar oleh pujaan hati nya ketika di resto daging di daerah Jakarta. "Aku menyesal Mira, seharusnya aku tidak mengejar mu mira. Aku bukan pembunuh mira. Aku sayang sama kamu mira..." kini hujan menemani perjalanan Asep menuju rumahnya dengan pikiran yang kalut, ia tidak peduli badannya terhantam derasnya air hujan yang mengaburkan pandangannya.
***
"Mas aku pengen makan di restoran daging yang baru di deket mall beceng itu lohhh" Rengekan mira yang terdengar samar-samar terhalang kencangnya angin motor yang dilaju kencang oleh Asep. " Iya, ini mas putar balik. Buat adek mah apa sih yang ngga Mas turutin." "Tapi, adek minum obatnya harus rajin biar cepat sembuh yaaa!" "yeayyyy. Iya mas nanti aku minum obatnya" dengan hati yang senang mereka berdua melaju ke arah restoran daging yang diinginkan Mira. Asep baru saja selesai menemani Mira kontrol di rumah sakit biasa Mira kontrol. Mira terkena penyakit Jantung yang mengharuskan dirinya kontrol setiap satu bulan sekali. Parkiran yang luas dan tulisan selamat datang ala jepang menyambut kedatangan sepasang kekasih yang telah berpacaran selama delapan bulan. "Selamat datang. Mau pesan apa kak?" sambutan ramah dari pegawai mengaburkan lamunan sepasang kekasih itu. "Saya pesan paket yang ini untuk dua orang ya ka" seraya menunjuk pesanan yang diinginkan. "Baik, mari saya antarkan ke meja nya yaa." "Kamu tau aja dek restoran yang photoable" "hehe, aku tadi liat di fyp tiktok aku pas lagi antri di rumah sakit." "wuhh, kamu emang paling ga bisa liat makanan yang viral dikit." Kedatangan pelayan membawa daging yang Asep pesan mengacaukan obrolan seru di antara sepasang kekasih yang sedang asik membahas restoran yang mereka kunjungi saat ini. "Terima kasih ya kak" senyum ramah Mira dibalas anggukan dari pelayan.
***
"Kacau sudah, kacau. Aku pasti dicari-cari polisi." Dengan suara ketakutan Asep masih berkutat dengan pikirannya yang kalut, kini Asep telah sampai di rumah. Ia masih belum bersikap tenang, dengan kejadian yang ia alami hari ini. Rokok yang ia hisap terus-menerus, rambut yang sudah ia acak-acak, meringkuk ketakutan yang Asep lakukan di dalam kamar nya. "Aku gamau masuk penjara, kamu ngga mati kan Mira? Ini semua mimpi kan?"
***
Rasa bersalah terus menghantui Asep pemuda yang berprofesi sebagai PIC marketing di salah satu perusahaan motor di daerah Jakarta. Ia berniat meminang kekasihnya Mira, namun naas rencana itu harus berujung tragis. Sebelum tabrakan yang dialami Mira, mereka berdua tampak baik-baik saja. Bahkan, mereka sedang asyik menyatap hidangan dari resto daging yang mereka singgahi. Semua menjadi kacau tak karuan, suara tamparan yang mendarat ke pipi yang lebat dengan bulu itu mengundang lirikan aneh dari pengunjung dan karyawan yang ada di resto daging. Pelayan dan pengunjung yang lain melirik ke arah pasangan yang sedang beradu mulut, pasangan tersebut tidak lain Asep dan Mira. "Apa maksud dari chat kamu dengan sahabat aku mas?" "Tidak dek, kamu salah paham. Mas cuman mau cari tau tentang kamu lebih jauh aja." "Alah bohong. Kamu jahat mas, kamu sama aja menduakan aku mas. Kamu sama aja dengan cowo-cowo yang lain." Dengan isak tangis dan kemarahan yang tak dapat dibendung Mira. Mira membuka ponselnya dengan cepat membuka aplikasi ojol yang ada di hp nya. "Dengerin mas dulu dek" sambil mencoba memegang tangan yang biasa ia genggam penuh hangat. Hempasan tangan Mira mengaburkan semua kata maaf dan penjabaran seorang Asep.
Tak lama ojol yang dipesan Mira datang, Mira bergegas pergi tanpa memperdulikan celotehan Asep yang semakin menaikan pitam Mira. "Mas, udah ya cukup. Mas jangan ganggu hidup Mira lagi. Aku paling ga bisa liat cowo selingkuh. Apalagi sama sahabat aku sendiri! MINGGIR Mas!!!!" bentakan Mira membuat nyali seorang pemuda tangguh ini menjadi ciut tak berkutik. Asep tidak ingin kehilangan Mira, ia pun mengejar ojol yang dinaiki Mira dengan motor beat kesayangannya. "Bang, tolong berhenti dulu. Saya mau bicara sama pacar saya." Asep mensejajarkan motornya dengan ojol. Tapi, ucapan Asep bagai angin lewat yang tak dihiraukan ojol dan Mira. Tak patah semangat Asep mulai tancap gas dengan kecepatan penuh, ketika ojol yang Mira naiki sudah tak terlihat diantara bisingnya kendaraan metropolitan. Setitik harapan bersinar, ojol yang dinaiki Mira mulai menunjukan eksistensi nya. Ojol yang menyadari kehadiran Asep di belakangnya tak ingin kalah saing. Kejar-kejaran antar Asep dan ojol tak terbendung, bak pembalap moto gp yang ingin menuju garis finish dengan cepat.
Lautan pengendara yang terdiam terlihat dari kejauhan sedang menunggu tiang lampu jalan yang berwarna merah menjadi hijau. Mira yang tak ingin Asep mengejarnya menyuruh ojol untuk menerobos lautan kendaraan, tanpa menghiraukan tiang lampu yang masih memerah. Dengan pengalaman dan kecepatan yang tinggi ojol mulai meliuk-liuk melewati kendaraan satu dan yang lainnya. Asep yang mengkhawatirkan keselamatan Mira menjadi bimbang dengan apa yang ia lakukan saat ini. "Tiinnnn, Brakkkk." Truk yang melaju dari arah kanan menabrak ojol yang dinaiki Mira yang sedang dalam keadaan kencang menerobos lampu merah. Terdiam mati rasa Asep melihat kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
***