Aku meminta maaf, aku mengirim surat untukmu, semoga ini tidak mengganggu…aku menaiki sepeda bututku, ditengah jalan sepulang aku mengajar, aku mendaki sebuah bukit, aku duduk dibawah pohon rindang, pemandangan sangat indah disini, kemudian aku memutuskan menulis surat ini..
Ap kabarmu?,,aku berdoa kamu selalu dalam keadaan sehat,, kamu pasti sibuk mempersiapkan pernikahanmu, harusnya aku disana membantumu,,
Sudah dua bulan aku disini, itu berarti tepat tiga bulan sejak kita terakhir kali bertemu, aku lupa berterima kasih karena telah mentraktir aku makan saat itu, sekarang aku sudah bekerja, punya gaji yang lumayan untuk bujangan seperti aku, aku pasti bisa mentraktirmu makan jika kita ada kesempatan bertemu lagi saat aku pulang nanti, kamu pasti senang.
Disini aku tidak punya teman bicara, maksudku, aku perlu bercerita, bercerita untuk mengeluarkan apa yang ada dikepalaku, agar tidak menumpuk, atau bercerita tentang hatiku, dalam sendirian sunyi disini, aku merasa perlu seperti itu saat ini. Aku kira bercerita lewat surat kepadamu akan membantuku menenangkan hati, semoga kamu tidak keberatan.
Seminggu yang lalu, murid-muridku dikelas putri, mereka yang mulai remaja,,telah menanyaiku apakah aku pernah jatuh cinta, aku menjawabnya bahwa aku pernah jatuh cinta sebanyak satu kali. Lalu mereka bertanya lagi apakah aku sudah mengatakan cintaku pada wanita yang aku cintai itu, untuk pertanyaan ini aku menunda menjawabnya, aku berjanji menjawabnya seminggu kemudian.
Besok, adalah waktu aku harus memberi jawaban itu.
Jika mereka bertanya siapa nama gadis yang aku cintai itu, aku akan memberitahu tahu mereka bahwa namanya adalah langit, dan aku telah mengatakan cintaku kepadanya lewat surat yang aku tulis sendiri..
Jika mereka bertanya kenapa aku mencintanya, aku akan menjawab bahwa gadis itu seperti bidadari, aku telah jatuh cinta dengan seorang bidadari..
Jika mereka bertanya lagi kapan aku jatuh cinta kepadanya, aku akan menjawab aku jatuh cinta kepadanya beberapa saat setelah pertama kali kami bertemu diawal kuliah, kami jarang bicara, kami hanya sering saling tersenyum.
Jika ada pertanyaan lagi, seperti, kenapa aku tidak mengatakan cintaku sedari awal, jawabanku adalah karena dulu aku bodoh dan penakut, aku tak tak sangguh membelikan setangkaibunga untuknya, bagaimana bisa dia akan menerimaku?.
Dan bila ditanya, apakah gadis itu akan menerima cintaku setelah membaca suratku, aku akan menjawab bahwa aku tidak tahu, gadis itu akan menikah dalam waktu dekat ini, aku hanya berharap dia tersenyum ketika membaca suratku. Itupun jika suratku itu sampai ke tangannya.
Murid-muridku itu sangat lucu dan serba ingin tahu,,,
Udara disini sangat menyegarkan, langit disini sungguh indah...memandanginya rasanya seperti menggapai separuh hatiku.
, aku tidak pernah berani mengajakmu bicara sebelumnya, sampai saat itu, aku terkejut kamu mengajakku bertemu dan mentraktirku makan.
Aku meminta maaf jika keberanianku datang terlambat, Maafkan aku langit…. Maafkan aku..
NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H