Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Gelar Andin dan Rama dari Trah Kerajaan Negara Daha

12 April 2024   19:54 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:15 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku buku Indisch Archief Tijdsghrift Vor De indien terbit tahun 1850 halaman 450

Mengenal Gelar Andin dan Rama dari Trah Kerajaan Negara Daha

Oleh: Andin Alfianoor Ansyarullah Naim

Andin merupakan gelar kebangsawanan yang masih digunakan hingga hari ini dan sering ditemukan dalam beberapa kerajaan dan komunitas masyarakat asli tertentu di Pulau Kalimantan, umum dikenali dan ditemukan  di wilayah utama Bekas Kerajaan Daha di Hulu sungai kalimantan selatan, wilayah Kerajaan Banjar di pesisir Kalimantan Selatan, Kerajaan Paser di Kalimantan Timur dan  Kerajaan Bulungan di Kalimantan Utara.

Menurut H Von de Wall pada buku Indisch Archief Tijdsghrift Vor De indien terbit tahun 1850 halaman 450, dijelaskan bahwa gelar Andin di Kerajaan Paser berasal dari kata Raden, dan gelar Andin tersebut diberikan kepada seorang anak dari Raja Kerajaan Paser yang lahir dari seorang selir atau gundik, dari sini jelas sekali gelar Andin merupakan kata derevasi dari kata Raden. Secara lebih luas  gelar Raden  umum digunakan sebagai gelar Bangsawan pada wilayah-wilayah yang dahulu dibawah pengaruh Kerajaan Majapahit di berbagai wilayah di Pulau Jawa dan Pulau Kalimanta, berubahnya kata raden menjadi Andin sangat dimungkinkan karena sesuatu yang alami atau besar berkaitan dengan adaptasi bahasa, tradisi dan budaya setempat dalam  penyebutan gelar-gelar Bangsawan mereka dimasa lalu. 

Dengan luasnya penggunaan Gelar Andin di beberapa Kerajaan di kalimantan menjadikan gelar Andin mempunyai konteks definisi  yang berbeda-beda antar Kerajaan, Sebagai berikut:

1. Kerajaan Jatuh Alai

Kerajaan Jatuh Alai memang tidak begitu dikenal, bahkan mungkin oleh penduduk Alai sendiri. Namun laporan mengenai keberadaannya berjejeran dalam buku-buku yang terbit di Negeri eropa, Kerajaan Jatuh Alai dilaporkan menguasai seluruh wilayah dan sungai-sungai yang bermuara di Danau Bangkau di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pangeran Tumenggung yang pernah menjadi Raja terakhir Kerajaan Negara Daha  menyingkir ke wilayah Alai, dan berhasil mempertahankan wilayah tersebut dari serangan Pasukan Pangeran Samudera dan Pasukan Kerajaan Demak. Pangeran Tumenggung dan keturunannya kemudian memerintah wilayah Alai dan Amandit sebagai penerus Kerajaan Negara Daha yang kemudian lebih dikenal sebagai Kerajaan Jatuh Alai, Dengan demikian Kerajaan Jatuh Alai bisa dikatakan perpanjangan kekuasaan dinasti Maharaja Sukarama.  Kerajaan jatuh dilaporkan masih ada hingga awal 1700an.

Negara dan jatuh yang mempunyai Sultan tersendiri yang terpisah pada Buku Histoire Moderne Karangan Tome Cinquieme (tanpa tahun terbit) halaman 324 
Negara dan jatuh yang mempunyai Sultan tersendiri yang terpisah pada Buku Histoire Moderne Karangan Tome Cinquieme (tanpa tahun terbit) halaman 324 

Dalam Hikayat, Kerajaan Jatuh Alai ini dikenal juga sebagai kelompok "Raja yang kalah" yang menguasai wilayah "Pahuluan". dalam buku "Sistem kesatuan Hidup Setempat Daerah Kalimantan Selatan", terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebuyaan Jakarta tahun 1983, disebutkan Gelar "Pangeran, Andin dan Rama" merupakan gelar bagi keturunan Raja yang kalah. Dalam tradisi keluarga keturunan Andin di wilayah hulu sungai disebutkan bahwa Rama adalah Gelar bagi seorang Andin yang dihormati dan berpengaruh.

diambil dari Buku Sistem kesatuan Hidup Setempat Daerah Kalimantan Selatan hlm 20
diambil dari Buku Sistem kesatuan Hidup Setempat Daerah Kalimantan Selatan hlm 20

diambil dari Buku Sistem kesatuan Hidup Setempat Daerah Kalimantan Selatan hlm 21
diambil dari Buku Sistem kesatuan Hidup Setempat Daerah Kalimantan Selatan hlm 21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun