Mohon tunggu...
Alfi Fadhila
Alfi Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Manusia banyak pertanyaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemampuan Berpikir Kritis Abad-21 dan Hubungannya dengan Analisis Wacana

4 April 2024   18:08 Diperbarui: 4 April 2024   18:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah kompleksitas informasi yang melimpah di era digital ini, kemampuan berpikir kritis menjadi semakin penting. Berpikir kritis memungkinkan kita untuk mengevaluasi, menganalisis, dan menyaring informasi yang diterima dengan cara yang rasional dan obyektif. Salah satu alat yang dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah melalui kajian analisis wacana, yang memungkinkan kita untuk mengungkap makna dalam teks serta memahami konteks di mana teks tersebut dihasilkan.

Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi argumen, mengidentifikasi asumsi yang mendasari, mempertanyakan kebenaran klaim, dan mencari bukti yang mendukung atau menentang suatu pernyataan. Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi yang tidak terbatas, kemampuan berpikir kritis menjadi keterampilan yang sangat diperlukan untuk membedakan antara fakta dan opini, antara informasi yang relevan dan tidak relevan.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah melalui kajian analisis wacana. Analisis wacana memungkinkan kita untuk memahami bagaimana pesan-pesan dalam teks disusun dan disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Melalui analisis wacana, kita dapat mengidentifikasi argumen-argumen yang disampaikan dalam teks, mempertanyakan asumsi yang mendasarinya, dan mengevaluasi kekuatan bukti yang digunakan. 

Namun, berpikir kritis tidak hanya terbatas pada analisis teks itu sendiri. Konteks di mana teks tersebut dihasilkan juga memainkan peran penting dalam proses berpikir kritis. Inilah mengapa analisis wacana kontekstual juga penting. Dengan memperhatikan konteks sosial, politik, budaya, dan sejarah di mana teks tersebut dihasilkan, kita dapat memahami implikasi sosial dan politik dari teks tersebut serta memahami faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan pesan dalam teks.  

Sebagai contoh, mari kita lihat bagaimana analisis wacana dapat membantu dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam membaca berita. Dalam era media sosial, berita dapat dengan mudah tersebar tanpa melalui proses penyaringan atau verifikasi yang memadai. Dengan menggunakan kemampuan analisis wacana, kita dapat mengevaluasi berita-berita tersebut dengan lebih kritis. Kita dapat mempertanyakan asumsi yang mendasari berita tersebut, mencari tahu sumber informasi yang digunakan, dan memperhatikan konteks di mana berita tersebut disampaikan. Dengan demikian, kita dapat menghindari jebakan informasi palsu atau bias yang dapat memengaruhi pandangan kita terhadap suatu isu. 

Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam era informasi yang dipenuhi dengan kompleksitas. Salah satu alat yang dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah melalui kajian analisis wacana. Melalui analisis wacana, kita dapat mengungkap makna yang terkandung dalam teks serta memahami konteks di mana teks tersebut dihasilkan. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan kemampuan untuk mengevaluasi informasi dengan lebih kritis dan rasional, sehingga menjadi pembaca dan pemikir yang lebih cerdas dalam abad ke-21 ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun