Mohon tunggu...
Alfie Nisa
Alfie Nisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi dengan banyak cita-cita yang harus diwujudkan. Pribadi yang dikenal selalu semangat, ceria, dan humoris. Menulis adalah salah satu cara berkomunikasi dengan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus SJ: Bagaimana dengan Moralitas Bangsa?

21 Februari 2016   11:09 Diperbarui: 7 Juni 2016   14:44 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus penangkapan salah satu entertainer terkenal di Jakarta, yang tak lain adalah SJ menimbulkan kegegeran masyarakat. Banyak masyarakat awam yang percaya dan tidak mengenai kasus dugaan pencabulan itu. SJ yang dikenal memiliki jiwa spiritualitas yang tinggi oleh masyarakat, ternyata sampai hati melakukan tindakan hina pada hari Kamis malam tanggal 18 Februari lalu. Pasalnya, artis yang terkenal dengan komentarnya yang pedas dalam salah satu acara di chanel tv swasta itu, dikenal sebagai sosok yang baik, penyayang, ramah, dan memiliki sikap sosial yang tinggi.

Korban dari perilaku SJ, yang tak lain adalah penonton setia acara tersebut, diketahui adalah seorang remaja laki-laki berinisial DS yang masih berumur 17 tahun. Entah apa motif dari perbuatan itu, namun saat ini dari kepolisian yang bekerjasama dengan banyak pihak yang berwenang dalam penyelesaian kasus ini, sedang meneliti lebih jauh mengenai motif perilaku tersebut.

Perilaku seksual yang menyimpang, apalagi dilakukan pada anak yang masih dibawah umur, merupakan sesuatu yang sangat berbahaya dengan berbagai macam implikasi dan resikonya. Bagi pelaku atau tersangka, hal itu menyenangkan karena dia bisa memuaskan nafsunya. Tidak hanya itu, karena pelaku juga bisa memiliki potensi yang besar pula dalam masalah ini dengan terjerat kasus hukum dalam tindakannya. Lain halnya bagi korban yang harus menerima lebih banyak kerugian akibat tindakan keji itu. Hal tersebut merupakan musibah yang sangat berpotensi menganggu kehidupannya sehari-hari. Mulai dari segi fisik, psikologis, hingga segi sosial ekonominya.

Secara fisik, perilaku seksual menyimpang akan melukai berbagai bagian dari salah satu tubuh yang bersangkutan, yang tak lain adalah korban. Sedangkan dari segi psikologisnya, dia akan mengalami ketakutan atau trauma yang sangat mendalam hingga bisa saja berpengaruh pada ketahanan jiwanya. Trauma yang mendalam, akan mempengaruhi perilaku juga. Perilaku pasif dalam kehidupan sehari-hari akan berdampak juga pada sosial dan ekonominya. Jika dia tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan masyarakatnya, maka akan sangat sulit melakukan interaksi di dalamnya. Sedangkan untuk mencapai tingkat perekonomian yang mencukupi, seseorang tidak bisa menafikan peran masyarakat.

Banyak sekali hal negatif yang akan menyebar di masyarakat jika perilaku seksual menyimpang masih banyak dilakukan. Maraknya perilaku seksual yang menyimpang di Indonesia menandakan bahwa moralitas bangsa Indonesia semakin menurun. Banyaknya kasus serupa, seakan memenuhi informasi yang kita serap setiap hari. Informasi-informasi tersebut, mempunyai banyak kemungkinan setelah diterima. Ada yang mengerti dan paham, hingga akhirnya bersikap dengan bijak. Ada juga yang justru tersugesti untuk melakukan hal serupa.

Mari, kita sebagai masyarakat yang mengerti keadaan moral bangsa yang semakin mengkhawatirkan ini, ikut berpartisipasi dalam memperbaiki moralitas bangsa Indonesia. memperbaiki sesuai bidang yang kita geluti saat ini, akan jauh lebih baik daripada hanya sekedar mengerti informasi dan menyalahkan satu sama lain. Memperbaiki tidak dengan menyalahkan dan bersikap arogan. Memperbaiki dari diri sendiri secara bertahap dan terus menerus sudah sangat membantu memperbaiki moralitas bangsa Indonesia juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun