Mohon tunggu...
Alfida Husna
Alfida Husna Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penulis yang suka bercerita. Menulis membuat saya bisa menuangkan isi di kepala yang berisik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Inilah Mengapa Twenty Five Twenty One Harus Masuk Watchlist Kamu!

23 November 2024   15:54 Diperbarui: 23 November 2024   16:13 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Meski terlambat, selamat atas pernikahanmu Na Hee-do"

Kata-kata itu masih teringat dengan jelas dan bertebaran di media sosial. Bukti kalau penontonnya belum bisa move on dari drama Twenty Five Twenty One. Apapun kejadiannya, warga net seringkali menghubungkannya dengan atlet anggar dan reporter. Atlet dan reporter seolah menjadi simbol bahwa cinta tidak mungkin bersatu dari kedua profesi tersebut.

Drama yang rilis tahun 2022 ini mampu menghadirkan cerita yang berkesan sarat akan pesan moral. Nggak heran kalau penontonnya sulit beranjak hingga sekarang. 

Drama yang diperankan oleh Kim Tae-ri sebagai Na Hee-do dan Nam Joo-hyuk sebagai Baek Yi-jin ini sebagai tokoh utama menceritakan tentang cinta, persahabatan, perjalanan hidup dan mimpi yang berlatar tahun 1998.

Pernahkah kamu menonton drama yang membuat kamu tertawa, menangis, sekaligus merenung dalam satu episode? Drama ini wajib banget kamu tonton. Ini alasan kenapa Twenty Five Twenty One Harus Masuk Watchlist kamu!

1. Kisah yang Relate dan Menginspirasi

Drama ini menggambarkan perjuangan karakter utama yang menghadapi krisis finansial, kehilangan dan ketidakpastian masa depan. Sangat relate bagi penonton yang merasakan kesulitan serupa. 

Kisah Baek Yi-jin yang kembali bangkit untuk membuat keluarganya bersatu kembali. Mereka berpisah karena perusahaan keluarganya bangkrut akibat krisis moneter yang terjadi saat itu.

Begitu juga dengan Na Hee-do yang bercita-cita ingin menjadi atlet anggar, meski banyak yang meragukan kemampuannya termasuk ibunya sendiri yang juga seorang reporter. Serta perjuangan ke-3 sahabatnya yang lain.

Ceritanya  sangat dekat dengan kita karena dalam menggapai impian, ada saja yang menjadi struggle, muai dari ekonomi, keluarga bahkan diri sendiri. Tokoh utama dan teman-temannya sangat menginspirasi bagaimana mereka menggapai impian di tengah keterbatasan. 

Dalam drama tersebut juga ditampilkan bagaimana seorang anak SMA mengambil keputusan yang begitu sulit dalam menggapai impian. Drama ini mengingatkan aku waktu zaman sekolah dulu, ternyata banyak juga yang merasakan bagaimana sulitnya berjuang, mengambil keputusan dan mengelola emosi di usia yang muda. 

2. Karakter yang Kuat

Na Hee-do atlit yang gigih dan bersemangat mengejar impian meski dihadapi dengan berbagai rintangan. Mengajarkan kita arti bangkit dari kegagalan. Fokus sama tujuan utama. Kalau kita punya tujuan, kita harus berjuang terus sampai batas maksimal yang kita punya. 

Baek Yi-jin seorang jurnalis muda yang harus berjuang menghidupi diri dan keluarganya setelah keluarganya bangkrut. Dia tetap mencari nafkah dengan cara yang baik, walaupun banyak rintangannya, seperti banyak penagih hutang yang datang menghampiri, tidak bisa melanjutkan kuliah, dan ditertawakan oleh teman-temannya. 

Karakter utama Twenty Five Twenty One sangat kuat sekali. Baek Yi-jin yang usianya lebih tua dibanding Na Hee-do dan teman-temanya, mampu merangkul dan menjadi sosok yang paling menyenangkan meski disibukkan bekerja untuk mennghidupi diri sendiri. Selain karakter utama, tokoh yang lain pun tak kalah kuat karakternya, yang juga banyak kita temukan di sekitar kita. 

Bona sebagai Ko Yu-rim yang berperan sebagai saingan Na Hee-do dalam bermain anggar dan juga sahabatnya, berjuang di tengah sulitnya ekonomi, apalagi saat perusahaan Ayah Baek Yi-jin bangkrut, ia tidak bisa lagi mendapatkan beasiswa. Di salah satu episode menggambarkan betapa ekonomi mempengaruhi besar keputusannya yang ia ambil demi keluarga, meski ia di cap tidak baik oleh warga negaranya. Di sini part yang sedih banget. 

Ji Seung-wan yang diperankan oleh Lee Joo-myung juga tak kalah menariknya. Sebagai ketua kelas yang juara satu terus, ia sangat dihormati oleh teman-temannya bahkan gurunya. Siapa sangka, ternyata dia bingung dengan tujuan hidupnya. Hingga pada akhirnya ia berani mengambil sikap yang tegas, yang membuat penonton tegang.

Moon Ji-ung diperankan oleh Choi Hyun-wook menjadi orang yang paling lucu di sana. Kelucuannya itu juga tidak lepas dari masalah yang ia hadapi. Tidak seperti tokoh lain yang punya prestasi, ia sangat menikmati hidupnya. Ia sukses dengan caranya sendiri.

3. Romansa yang Realistis 

Kisah cinta Na Hee- do dan Baek Yi-jin sangat romantis. Awalnya mereka saling menguatkan dan memotivasi untuk mencapai impian masing-masing. Mereka selalu bersama dan saling menguatkan.

Namun saat dewasa, Na Hee-do sudah tidak bisa lagi memberikan Baek Yi-jin motivasi, karena dia sibuk bekerja. Begitu juga Baek Yi-jin yang tidak bisa lagi menemani Na Hee-do namun masih mengamati dalam diam. Baek Yi-jin fokus untuk mencapai karir impiannya.

Momen manis sekaligus menyakitkan. Meski mereka berpisah dengan cara yang baik, perpisahannya sangat memancing air mata penonton banjir. Perpisahan yang sangat  realistis, yang mungkin banyak dialami oleh banyak orang. Mereka ingin bersatu, namun tidak bisa.

Cinta pertama memang sulit dilupakan ya? Hihi. 

4. Nuansa Tahun 90an

Drama ini membawa kita ke suasana akhir 1990an. Buat GenZ cocok banget nih nonton drama ini, biar tahu bagaimana gaya busana, musik sama teknologi saat itu yang tak kalah seru di zaman serba canggih sekarang. 

Bagi yang sudah SMA di tahun 98 sepertinya bakal jadi nostalgia bersama. Korea nggak pernah main-main kalau soal properti. Mereka tuh benar-benar totalitas menciptakan karya yang bakal kita ingat terus dan puas dengan dramanya. 

Nggak heran ya setelah selesai drama, properti yang mereka tunjukkan biasanya akan jadi hits dan jadi barang yang dicari sebagai aksesoris untuk dikenang.

Baek Yi-jin yang awalnya bekerja part time sebagai penjaga toko penyewa komik dan kaset, mengingatkan kita kalau dulu se-effort dan menyenangkan itu untuk membaca komik.

Aku juga jadi tahu pager, alat komunikasi yang mungkin dulu jadi barang mewah yang hanya dimiliki orang yang mempunyai uang saja. Adanya teknologi, berkembang menjadi smartphone yang di zaman sekarang rasanya semua bisa memiliki dengan harganya yang terjangkau dan akses yang mudah untuk mendapatkannya.

5. Persahabatan yang Menyentuh

Persahabatan antara Na Hee-do, Ko Yu-rim dan Ji Seung-wan jadi bikin drama ini semakin menarik untuk ditonton. Kekonyolan dan tingkah laku mereka sangat menggambarkan anak SMA dalam fase menuju dewasa. 

Saat momen liburan ke pantai mereka jadi semakin dekat. Konflik dan penyelesaian mereka sangat realistis. Cara mereka menghibur satu sama lain juga sangat unik. Persahabatan mereka tuh terasa banget.

Na Hee-do yang ibunya bekerja sebagai reporter sangat sibuk, orang tua Ko Yu-rim yang kompak tapi miskin, Moon Ji-ung yang sudah berpisah dan Ji Seung-wan yang juga tinggal bersama ibunya.  Mereka punya masalahnya masing-masing tapi tetap bersama dan kalau ketemu selalu seru. Bener kata orang kalau masa SMA se-menyenangkan itu, mereka lah yang mencerminkan itu semua. 

6. Pesan tentang Menggapai Cita-cita 

Perjalanan meraih impian memang tidak selalu mulus, tapi mereka membuktikan kalau perjalanan meraih impian sangat bermakna. Dalam perjalanannya mereka juga mengalami gagal, tapi tetap menghadapi kegagalan itu dengan bersikap dewasa. Mereka terus maju dalam menghadapi kegagalan. 

Bagi kalian yang merasa sulit menggapai impian atau yang sedang memperjuangkan cita-cita, drama ini bisa jadi motivasi dan semangat kalian untuk menggapai impian. 

Semangat menggapai cita-cita ini mengingatkan aku pada drama Dream High, yang mereka juga terus bangkit demi mencapai tujuan. Kekeluargaan mereka terasa seperti Reply 1998. Persahabatan mereka bikin aku ingat Hospital Playlist. Hmmm gimana ya, memang se-seru itu. 

7. Sinematografi dan Musik yang Indah

Korea tuh sangat cerdas memainkan musik dan latar hingga menjadi kesatuan yang ciamik banget. Mereka memperkenalkan olahraga anggar menjadi sesuatu yang visual, tidak  membosankan justru malah menarik.

Adegan-adegan anggar dikemas sangat menarik dan sinematik. OST-nya bahkan sampai viral di Instagram untuk mengiringi backsound postingan kita, hihi. 

Aku paling suka lagu yang berjudul With yang mereka nyanyikan bersama. Lagunya punya makna dalam untuk menggambarkan kisah cinta dan persahabatan mereka. Yakin deh, pasti habis nonton ini pada penasaran kan sama olahraga anggar?

Pemain Twenty Five Twenty One tidak ada yang berlatar belakang anggar, namun mereka berlatih untuk menampilkan permainan anggar yang menarik. Ini keren banget! 

Jika kamu mencari drama yang bisa menyentuh hati dan menginspirasi hidupmu, maka Twenty Five Twenty One adalah pilihan yang tak boleh dilewatkan.

Sebagai pecinta drama Korea, sudah banyak drama yang aku tonton. Cuman Na Hee-do dan Baek Yi-jin yang melekat dalam ingatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun