Mohon tunggu...
Alfi Bahaviani
Alfi Bahaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Indonesia

Mencoba menuliskan banyak kisah disini

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Campur Kode dalam Sticker pada Aplikasi Whatsapp

14 Oktober 2021   10:37 Diperbarui: 14 Oktober 2021   10:49 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang sudah tentu pasti memahami bahwa bahasa adalah salah satu komplemen yang memiliki peran penting  dalam hidup manusia. Bahasa merupakan sarana penghubung antara manusia dengan manusia lainnya untuk saling bertukar informasi, membagikan ide, dan menyampaikan perasaan. Segala aktivitas manusia pasti menggunakan bahasa, hal ini membuktikan bahwa bahasa memang berperan penting bagi manusia.

Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa juga ikut mengalami perubahan yang signifikan. Masyarakat yang terbuka dengan perubahan membuat bahasa yang digunakan juga mengalami perluasan. Di Indonesia sendiri, terdapat tiga bahasa digunakan. Ada bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah yang memiliki banyak jenis dan ragam, serta bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. Keberagaman budaya dan suku di Indonesia membuat masyarakatnya memiliki banyak bahasa. Dengan adanya berbagai bahasa daerah, masyarakat Indonesia sering menyisipkan bahasa daerah dalam pertuturan.

Perkembangan globalisasi yang sampai ke Indonesia menambah keberagaman bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dari yang sebelumnya hanya menggunakan bahasa nasional dan daerah, kini masyarakat juga sering menyisipkan padanan dalam bahasa asaing saat melakukan pertuturan. Karena hal tersebut, terjadilah fenomena campur kode. Campur kode merupakan penggunaan dua unsur bahasa atau lebih dalam kegiatan masyarakat tutur.

 Saat ini, penyampaian bahasa tidak hanya melalui pertuturan secara langsung atau tertulis. Banyak cara untuk menyampaikan ide dengan bahasa dengan cara yang unik. Salah satunya adalah dengan stiker pada aplikasi Whatsapp. Tidak dapat dipungkiri, aplikasi Whatsapp digunakan lebih dari 5 miliar pengguna. Dengan sistem bertukar pesan yang mudah dan sederhana, Whatsapp diminati banyak pengguna. Pada model aplikasi terbaru, whatsapp memberikan fitur bertukar pesan dengan stiker. Hal ini membuat kegiatan bertukar pesan menjadi lebih menyenangkan dan ekspresif. Banyak dari masyarakat yang kemudian aktif dan kreatif membuat stiker Whatsapp dengan berbagai ekspresi. Beberapa stiker juga mencantumkan data bahasa yang unik guna menambahkan ekspresi dalam bertukar pesan.

Stiker Whatsapp yang mencantumkan data bahasa memiliki banyak varian. Banyak stiker Whatsapp menunjukkan adanya data bahasa yang memiliki fenomena campur kode.

Stiker di atas menunjukkan salah satu fenomena campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Kata 'deadline' yang bermakna batas waktu. Kata deadline berasal dari bahasa Inggris. Percampuran dua bahasa dalam stiker Whatsapp tersebut menunjukkan adanya fenomena campur kode.

Dokpri
Dokpri

Selain stiker sebelumnya, stiker di atas juga menunjukkan adanya fenomena campur kode dengan menggunakan kata 'otw' yang merupakan singkatan dari 'on the way'. Kata on the way diambil dari padanan bahasa Inggris yang bermakna sedang di jalan.

Dari dua contoh di atas, kita mendapati fakta bahwa peristiwa bahasa berupa campur kode saat ini tidak hanya terjadi pada pertuturan melalui percakapan langsung, tetapi juga bisa melalui gambar-gambar seperti stiker Whatsapp.

Apakah kamu memiliki contoh stiker Whatsapp dengan campur kode bahasa daerah? Kalo ada yuk berbagi di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun