Bery Ramadhani, pemuda kelahiran Wattang pada 7 November 2003, merupakan salah satu kader muda berprestasi dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Wajo. Selain aktif dalam organisasi, Bery juga dikenal sebagai Komandan Pleton Paskibraka. Kepemimpinannya dalam tim Paskibraka tidak hanya sekadar mengatur barisan, tetapi juga menunjukkan kemampuannya dalam mengelola dan memimpin tim dengan efektif. Posisi ini menuntutnya memiliki disiplin tinggi dan tanggung jawab besar untuk membimbing anggota Paskibraka lainnya agar selalu tampil maksimal, terutama saat acara-acara penting.
Kemampuan Bery dalam memimpin tidak datang dengan instan; banyak proses yang ia lalui, mulai dari menjadi anggota Paskibraka hingga dipercaya sebagai pelatih. Pada 2021 hingga 2023, ia dipercaya menjadi pelatih parade Paskibraka tingkat daerah. Selama masa kepelatihannya, Bery tak hanya berfokus pada pembinaan fisik tetapi juga pengembangan mental para calon Paskibraka. Baginya, seorang Paskibraka tidak hanya harus kuat secara fisik, tetapi juga memiliki mental yang tangguh dan disiplin. Oleh karena itu, ia selalu mendorong anggotanya untuk bekerja sama, disiplin, dan berusaha sebaik mungkin dalam setiap latihan dan penampilan.
Dedikasi Bery sebagai pelatih parade selama tiga tahun berbuah manis. Pada salah satu kompetisi parade tingkat provinsi di Kota Makassar, Bery berhasil membawa timnya meraih juara kedua. Prestasi ini tidak hanya membanggakan bagi Bery dan timnya, tetapi juga mencerminkan kualitas kepemimpinan dan metode pelatihannya. Menurut Bery, kemenangan tersebut merupakan hasil kerja keras tim yang berlatih dengan sungguh-sungguh di bawah arahannya. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendekatan pelatihannya, yang menggabungkan disiplin dan motivasi, sangat efektif dalam mempersiapkan tim menghadapi berbagai tantangan dalam kompetisi.
Selain itu, pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, Bery berkesempatan hadir dalam upacara di Ibu Kota Nusantara. Bagi Bery, kehadirannya dalam upacara tersebut adalah sebuah kehormatan yang menambah deretan pengalaman berharga yang ia peroleh selama menjadi bagian dari Paskibraka.
Meski telah mencapai banyak hal, Bery mengakui bahwa menjadi pelatih Paskibraka tidaklah mudah. Ia menghadapi tantangan dalam membina karakter para calon Paskibraka. "Alhamdulillah, sejak saya diangkat sebagai pelatih, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Setiap anak yang dilatih memiliki karakter yang berbeda, dan itu menjadi tantangan bagi kami sebagai pelatih untuk membimbing dan menyesuaikan karakter mereka," ungkap Bery.Â
Menurutnya, tantangan terbesar sebagai pelatih adalah bagaimana menyatukan kepribadian beragam dalam satu tim agar solid. Ia percaya bahwa dengan kesabaran, pendekatan personal, dan motivasi yang kuat, setiap anggota tim dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan siap menjadi perwakilan terbaik dalam Paskibraka.
Pengalaman Bery dalam Paskibraka telah memberinya pelajaran berharga, mulai dari kepemimpinan, disiplin, hingga cara menghadapi karakter anak muda yang beragam. Semua ini, menurutnya, adalah bekal penting yang akan terus ia bawa ke depan, baik sebagai individu maupun sebagai pelatih, dalam mengembangkan generasi muda melalui Paskibraka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H