Mohon tunggu...
Alfian Syaifudin Fadli
Alfian Syaifudin Fadli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Desainer, Mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 21107030011

Selanjutnya

Tutup

Money

Umbul Manten Kembali Buka, Ekonomi Warga Semakin Tertata

14 Juni 2022   15:39 Diperbarui: 14 Juni 2022   15:49 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali dibukanya obyek wisata umbul manten ini, berhasil mengangkat kembali perekonomian warga sekitar. Masyarakat dapat kembali memanfaatkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan mereka. Semua bidang usaha di tempat ini kembali berjalan seperti saat sebelum pandemi menyerang. Wisatawan juga berdatangan seperti hari normal.

Para wisatawan hanya dikenai tarif 10 ribu rupiah untuk bisa memasuki dan menikmati fasilitas di sini. Para pengunjung menilai bahwa pemandian ini masih sangat asri apabila dibandingkan dengan pemandian yang lainnya. Karena di Umbul Manten masih mempertahankan keasrian dan kealamian kolam. Masih terdapat pohon- pohon di sekeliling kolam yang membuat pemandian mata air ini semakin asri.

"Tempat ini masih sangat asri, nggak seperti umbul yang lain yang sudah dibangun kolam. Selain itu airnya juga sangat bening sampai- sampai saya bisa melihat dasar kolam dengan jelas tanpa harus pakai kacamata renang." Ujar Udin salah satu pengunjung Umbul Manten.

Umbul manten juga menawarkan fasilitas terapi ikan. Pengunjung dapat merasakan terapi tanpa dipungut biaya tambahan. Ikan yang dipakai untuk terapi ikan di sini adalah jenis ikan nilem mangut atau yang memiliki nama latin Osteochilus hasseltii. Dengan memasukkan bagian tubuh ke dalam air, dalam hitungan detik saja ikan nilem langsung berdatangan.

Kolam kedua Umbul Manten. Foto: Dokpri
Kolam kedua Umbul Manten. Foto: Dokpri

Selain kolam dan terapi ikan, pemandian Umbul Manten juga menyediakan gazebo ala- ala joglo kuno yang terbuat dari kayu. Dengan adanya joglo ini juga menambah kesan keasrian pemandian ini yang terhindar dari dunia modern. Gazebo- gazebo ini biasanya digunakan para pengunjung untuk beristirahat setelah berenang dan juga tempat sebagai menyimpan pakaian saat ditinggal berenang.

Di dalam pemantian ini juga menyediakan tempat- tempat makan lesehan bagi para pengunjung yang sekaligus sebagai sumber mata pencaharian warga sekitar. Makanan yang dijual memiliki harga yang relatif murah, hal ini dikarenakan lokasi umbul manten yang cukup jauh dari pusat kota sehingga harga bahan makanan pokok relatif cukup murah.

Warung- warung makan lesehan ini menyediakan bermacam- macam olahan makanan hingga minuman. Salah satu yang identik dengan kawasan ini yaitu olahan pecel cenil. Ya, daerah ini memang terdapat banyak petani cenil. Dalam bahasa Indonesia cenil dikenal dengan nama selada air. Dengan banyaknya petani cenil, sehingga tak jarang kita menjumpai tanaman ini di persawahan di pinggir jalan.

Umbul manten memiliki lokasi yang sedikit jauh dari jalan raya dan sedikit tersembunyi. Dengan tempatnya yang bersampingan dengan Umbul Pelem terkadang banyak orang yang kesulitan menemukan umbul ini.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah daerah. Wilayah ini memiliki potensi yang sangat baik. Apabila akses ke umbul manten diperbaiki, pasti akan lebih optimal dalam perannya sebagai sumber utama pendapatan warga sekitar. Dengan begitu, kondisi ekonomi warga akan semakin bagus lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun