Mohon tunggu...
Alfiansyah_senja
Alfiansyah_senja Mohon Tunggu... Buruh - Penulis artikel, foto, dan traveling

Lahir dan besar di kota Balikpapan. "Setiap Malam adalah Sepi" adalah novel perdana yang berhasil dicetak lewat proyek indiependent. Novel ini bercerita tentang kehidupan urban seorang pekerja yang bekerja di malam hari di Kota Balikpapan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Budi, Bujang Baik Pekerja Keras (Obituari Sahabat Saya, Budi Setiawan)

3 Desember 2019   13:11 Diperbarui: 3 Desember 2019   13:28 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di jalan, saya dan Budi menenangkan Thamrani yang merasa kesakitan dan melantur tidak jelas. Budi lebih banyak membacakan Thamrani doa. Ia juga sangat-sangat panik. Saya sendiri menenangkannya dan perbanyak istighfar. Sampai di Puskesmas Sepinggan ia langsung mendapatkan perawatan, hidungnya dipasangi alat bantu pernafasan. Alhamdulilah, Thamrani sehat wal afiat.

Saya sendiri menjenguk Budi di RSKD Kanudjoso. Wajahnya penuh lebam dan bekas darah. Mulut dan hidung dipasangi alat bantu pernafasan. Melihatnya seperti itu, saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, kecuali berdoa dan banyak berharap pada Yang Maha Kuasa.

Minggu, 1 Desember kemarin, temannya Rasidi, saksi mata sekaligus orang pertama yang menolong Budi bercerita. Ketika menabrak, posisi Budi berada di bawah excavator. Ia sempat membuka maskernya, mengucapkan minta tolong, dengan nafas yang terengah-engah, dan meludah. Menahan sakit yang diderita, sakit macam apa yang kamu rasakan pada saat itu, Budi?

Hidup sama-sama tapi mati masing-masing. Seakan bahasa ini tidak adil bagi para penganut sosialis. Kami pribadi, anak-anak IPK 1 SMKN 5 Balikpapan Angkatan 2011 adalah orang-orang sosialis, dan itu berlaku bagi kami semua, tanpa terkecuali. Yang tidak adil adalah kebahagiaan dan kesedihan bisa dibagi, namun kematian tanggung masing-masing. Semua manusia pasti mati dan tinggal tunggu waktunya, kapan kematian itu menjemput kami, satu-satu. Tapi kenapa Budi cepat sekali meninggalkan kami.

Apakah Budi kaya, menumpuk uang dan harta? Tidak! Memang, seperti yang kita lihat, bahwa ia mempunyai motor ninja 4 tak dan bajunya mulai bagus. Mulai bagus dalam arti sudah memakai baju bermerek---walau kebanyakan merek Eiger dan baju kolektif dari klub motornya itu. Jika ia kaya, tidak mungkin ia bekerja keras siang-malam. Pagi tembus pagi.

Ia memberi nama motor ninjanya itu dengan sebutan "Si Putih". Dulu ia mengendarai motor Honda Revo  warna kuning. Di facebook,
ia menamakan dirinya dengan nama alay, kalau tidak salah "Setiawan D'Choenink Bamboe" dan semenjak mengendarai Ninja, berganti lagi menjadi "Ahmad Budian Nur".

dokpri
dokpri
Siapapun namanya di Facebook, Budi adalah Budi. Budi, seperti pengertian di KBBI, berarti alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Budi telah menabung kebaikan. Harta Budi adalah kebaikan. 

Kebaikan pada teman-temannya, yang mana ia tolong dengan seikhlas-ikhlasnya, tulus dan tanpa embel-embel ingin dibalas.  Saya tidak banyak bercerita mengenai kebaikan Budi. Dan mungkin  "Setiawan" adalah setia kepada kawan. Orang yang mengenal Budi pasti punya cerita sendiri bagaimana Budi si ringan tangan itu.

Kebaikan itu juga ia salurkan lewat humor. Bagaimana membuat kami semua selalu terbahak-bahak, terutama saya, yang selalu mengolok-oloknya "mana ini bondeng-bondeng" atau "datang lagi si cogan (akronim dari cowok ganteng)". Banyak hal yang saya tidak akan pernah lupa akan kebaikan Budi. Semuanya, tanpa kecuali. Terutama ketika ia bersama sahabat lainnya meng-setting surprise hari ulang tahun saya, dulu, ketika masih SMK kelas 3 tahun 2011, malam-malam di Pantai Manggar.

Dan kamu sekarang tidak merasakan sakit lagi, Budi. Kami semua akan merindukanmu. Apalagi suaramu yang khas, serak-serak bagaimana.
Sebagai sahabat yang baik, Budi Setiawan sudah memberikan banyak kepada kami. Sangat banyak, sampai-sampai kami semua lupa, kebaikan apa yang Budi beri ke kami. Selamat jalan, Budi. 

Saya yakin, semua pasti akan merindukan kebaikan Budi. Kami tidak akan pernah melupakanmu, Budi. Dan pasti, entah kapan, kami semua akan menyusulmu, Budi. Jika kami nanti menyusulmu, tolong sediakan humor yang pas agar kami benar-benar percaya dan merasakan persahabatan  dunia-akhirat.

Balikpapan, 1 Desember 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun