Mohon tunggu...
Alfian Nur Falahul Rachmawan
Alfian Nur Falahul Rachmawan Mohon Tunggu... Guru - Berusaha melakukan yang terbaik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah putus asa ketika di tengah masyarakat karena kita tidak akan pernah tahu kesuksesan apa yang kita hadapi dihari esok

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Motivasi dan Gaya Belajar pada Anak Usia Dini

12 Oktober 2020   01:16 Diperbarui: 12 Oktober 2020   01:27 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Proses pendidikan berlangsung semenjak manusia turun ke bumi. Pendidikan pertama kali ditemukan melalui adanya keluarga. Keluarga menjadi faktor pertama dan utama sebelum lingkungan sosial. Pendidikan sudah dimulai sejak adanya Adam dan Hawa karena mereka dipercaya sebagai manusia yang pertama kali diturunkan ke dunia ini. Oleh karena itu psikologi pendidikan juga telah muncul sejak adanya Adam dan hawa didunia ini. Psikologi pendidikan terus-menerus mengalami perkembangan jaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga pendidikan sebagai organisasi atau wadah didalamnya ada sekumpulan orang,prosedur,kurikulum,alat-alat dan komponen lainnya yang ada didalamnya. Pendidik ialah subjek dalam proses kegiatan belajar mengajar mereka harus memiliki motivasi dan peran aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Pendidik atau guru dituntut sebagai fasilitator yang membantu dan mempermudah anak itu dalam mencapai tujuan belajar agar mereka menjadi anak didik yang berkualitas. Agar pendidik dapat melasksanakan tugasnya dengan baik,mereka dituntut untuk memiliki kemampuan,motivasi,dan etos kerja yang baik. Minimnya kualitas lulusan siswa membuat masyarakat cenderung menunjuk guru sebagai faktor penyebabnya. Kurangnya motivasi dan etos kerja menjadi masalah yang perlu diperhatikan oleh seorang guru. Guru yang mempunyai keinginan kuat dalam menjadikan siswa didiknya menjadi sukses,tentu mereka akan memiliki motivasi yang sangat kuat dalam berusaha dan bekerja. Sedangkan guru yang memiliki motivasi lemah tentu semangat kerjanya juga rendah. Oleh karena itu,pemahaman mengenai motivasi terhadap tugas yang dipendam oleh seorang guru. Pengertian motivasi dan teori-teori motivasi yang diharapkan mampu menyadarkan dan memotivasi pembaca khususnya calon guru agar mampu semangat dalam menjalani tugasnya.

Motivasi adalah salah satu faktor yang penting dan menentukan dalam proses manajemen pendidikan. Motivasi dijelaskan sebagai suatu landasan seseorang untuk berbuat yang meningkatkan yang berguna untuk menghasilkan suatu hasil atau yang lebih terpengaruh. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri dari luar maupun dalam diri individu. Motivasi yang berasal dari dalam masing-masing individu dapat disebabkan individu yang mempunyai keinginan untuk dapat menggapai cita-cita dan lainnya. Motivasi yang berasal dari luar diri manusia diberikan motivator seperti orangtuanya,guru,konselor,ustadz,teman dekat dan yang lain-lain. Motivasi tidak hanya dibutuhkan oleh siswa saja namun dosen,guru,karyawan sekolah,maupun karyawan perusahaan juga. Manusia memiliki motivasi yang sangat kuat cenderung akan melipat gandakan usahanya. Sedangkan orang yang motivasinya lemah akan mengurangi semangat dalam menjalani usahanya. Jadi,motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri pribadi masing-masing untuk dapat mendorongnya bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai apa yang kita inginkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keinginan dan kemauan seseorang yang dapat mencurahkan segala upayanya dalam mencapai tujuan sesuai dengan sasaran organisasi maupun sasaran diri kita sendiri. Adapun juga perbedaan kemampuan berpikir anak taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan pendidikan bagi anak usia dini orientasi pokok pendidikan taman kanak-kanak adalah melatih kemampuan adaptasi dengan lingkungan yang ada disekitarnya mengenalkan anak pada lingkungannya seperti orang,benda,tumbuhan,hewan,serta memberikan pelajaran berikutnya seperti membaca,menulis dan berhitung sederhana. Pada masa ini merupakan yang paling penting dalam perkembangan anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak tersebut. Pada diusia ini anak sudah mulai tertarik dengan aktivitas berhitung yang mulai cukup besar. Kemampuan berhitung pada anak merupakan bagian dari matematika,dalam hal ini merupakan bagian yang ada pada kemampuan kognitif. Kemampuan berhitung diperlukan pada masa taman kanak-kanak dengan tujuan agar anak dapat berfikir yang logis dan sistematis melalui pembelajaran terhadap benda-benda konkret,gambar-gambar,atau angka-angka yang terdapat disekitar daerah anak itu. Anak dapat menyesuaikan melibatkan diri dari dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memperlukan kemampuan berhitung yang bagus. Kemampuan anak untuk mengerti dan memahami pengetahuan sudah pasti berbeda dengan anak lainnya,termasuk juga dalam hal berhitung. Ada yang cepat,sedang,dan ada pula yang sangat lambat. Mereka sering kali harus menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Kemampuan belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan,anak belajar dengan gaya mereka yang berbeda-beda,anak belajar melalui bermain. Berbagai prinsip balajar anak terdapat pada kemampuan anak dalam menyerap ilmu pengetahuan termasuk dalam memahami pengetahuan tentang berhitung yang berbeda-beda dengan individu yang lain. Hal ini mengingat anak juga merupakan individu yang unik dan khas mempunyai keanekaragaman dari masing-masing individu. Perbedaan ini meliputi banyak hal seperti dalam hal kemampuan,keinginan,kecerdasan,kemandirian,sikap dan perilaku termasuk perbedaan dalam gaya belajar. Gaya belajar yang berbeda-beda pada anak ditunjukkan anak dengan cara yang berbeda,kemampuan anak dalam hal menyerap suatu informasi tentunya dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik anak tersebut. Anak yang dengan cepat memahami dengan cara melihat saja,ada juga yang lebih cepat memahami informasi dengan cara mendengar atau dengan cara bergerak. Kemampuan dalam menerima pengetahuan dan pengalaman yang baru tentulah setiap anak akan berbeda kita tidak bisa memaksaan seorang anak yang harus belajar dengan suasana dan cara yang kita inginkan karena masing-masing anak memiliki gaya belajar mereka masing-masing. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya anak akan mudah dalam belajar,sedikit banyaknya dipengaruhi oleh ketepatan kita mengenali tipe belajar anak kita.

Siapkah orangtua untuk menghadapi anak-anak kita dalam memahami dan mendampingi perkembangannya beberapa hal gaya belajar yaitu:

1. Gaya belajar visual:
Seseorang dengan tipe belajar Visual ialah tipe belajar yang cenderung menerima informasi paling mudah dan efektif dengan menggunakan indra penglihatan (Visual). Terlihat anak – anak kita yang memperhatikan objek untuk diterimanya. Terlihat seperti belajar sesuai keingingan orang tua. Anak-anak akan dengan mudah mengingat sesuatu dari bentuk, penampilan, warna dan sebagainya yang berhubungan dengan visual. Mereka umumnya suka menggambar,suka memperhatikan detail gambar,dan selalu untuk memperhatikan gejala-gejala fenomena alam yang akan ada di sekitarnya.

2. Gaya Belajar Auditori:
Seseorang dengan tipe belajar auditori ialah tipe belajar yang cenderung menerima informasi yang paling baik dan efektif dengan memakai indra pendengaran (audio). Anak–anak dengan gaya belajar yang seperti ini mengandalkan pendengaran dalam memahami informasi yang diterimanya. Anak–anak yang dengan tipe auditori seperti kurang memperhatikan lawan bicaranya saat bicara atau memberi informasi.

3. Gaya belajar kinestetik
Anak dengan tipe belajar kinestetik cenderung yang akan menerima informasi paling baik dan efektif dengan melibatkan gerakan tubuhnya seperti gerak, menyentuh dan melakukan. Senang menggunakan media yang bisa disentuh,seperti alat peraga. Anak–anak kinestetik cenderung berpindah–pindah tempat saat hendak akan melakukan kegiatan.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun