Tanpa kesadaran yang penuh karena masih mabuk akibat minuman tadi malam saya pun memaksakan diri untuk menulis tulisan yang saya anggap ini sangat tidak berkualitas dan seharusnya juga tidak perlu ada di Kompasiana. Tulisan yang mungkin terdengar arogan alias egois karena memojokkan beberapa orang yang merasa di pojokkan, karena memang itu tujuan adanya tulisan ini.
Ini masalah keritik-mengkritik tulisan orang lain akan tetapi si pengkritik melakukan sesuatu yang lebih tepat di katakan menyerang. Apa ya istilahnya untuk hal ini, tunggu sebentar saya ingat-ingat dulu seperti yang pernah di jelaskan oleh Pak Gustaaf Kusno (merupakan penulis terfavorit persi saya), oiya, istilah untuk ini di sebut “ad hominem”.
Hal seperti ini pastilah termasuk sikap yang tidak baik apa lagi si pelaku sering kali mengaku bahwa perilakunya itu adalah prilaku sehat. Jika anda yang membaca juga menilai saya sama seperti itu maka saya memang mengakuinya lewat tulisan ini, tulisan inilah yang termasuk ad hominem karena menyerang beberapa orang yang ada di Kompasiana (bagi yang merasa di serang).
Tulisan ini di tujukan kepada Siti Husnah dalam tulisan ke-2-nya di Kompasiana yang berjudul “Hoax dan Tulisan Esek-Esek di Kompasiana”. Dalam tulisan ini si Husnah (panggila saya untuk Siri Husnah), mengatakan bahwa
“Semakin sering menulis, semakin sering berkomentar, semakin timbul sikap arogansi golongan tertentu”
Dari apa yang di paparkan si Husnah di atas itu, menurut saya sangatlah tidak benar, jika pun itu benar menurut Husnah pastilah dia bukan penghuni lama di Kompasiana alis ikut-ikutan nulis tulisan yang heboh biar bisa terkenal saja. Karena sering menulis dan sering berkomentar itu adalah kegiatan rutin yang dilakukan di Kompasiana, lalu dia menambahkan lagi “timbulnya sikap arogansi golongan tertentu”. Wah golongan yang mana?, ini juga tidak jelas, di tujukan kepada siapa dan golongan yang mana tulisan itu, padahal ada banyak golongan di Kompasiana ini.
Dalam tulisannya itu Si Husna juga menyinggung masalah judul tulisan yang beraroma sex, “Akibatnya Kompasiana ini bergeser citranya. Dari tulisan Hoax sampai dengan judul dan tulisan esek-esek dalam dunianya sendiri”. wah kalau pun hal itu benar-benar mencoreng citra Kompasiana lalu mengapa tulisan-tulisan itu (terutama yang berjudul esek-esek) tidak dihapus oleh admin?, jadi secara tidak langsung si Husnah juga menyalahkan admin karena tidak sesuai dengan penilaian yang dimilikinya, lucu juga si Husnah ini sepertinya dia memang memiliki selera humor yang lumayan bagus. Atau kayaknya si Husnah ingin mendaftarkan diri menjadi Admin di Kompasiana, wah kalau dia sampai diterima menjadi Admin pasilah dia bisa mengerti mengapa Admin tidak menghapus tulisa-tulisan itu.
Sikap keragu-raguan Husnah terhadap Admin pun semakin di perjelas pada paragrap berikut :
“Semoga Admin lebih sigap mengantisipasi dan bertindak tegas, tidak terpengaruh dengan gerombolan penulis esek-esek yang meracuni jiwa segala usia”.
Penilaian Husnah terhadap Admin bahwa Admin tidak tegas, tidak pernah bertindak dan sudah terpengaruh oleh golongan penulis tertentu, terasa sebagai tuduhan yang tidak berdasar. Aneh saja dia bisa menilai seperti itu, padahal kan Admin memiliki standar tertentu apakah sebuah tulisan itu bisa tampil di Kompasian atau tidak.
Jika sebuah tulisan sudah melanggar hukumnya Admin pastilah tulisan tersebut sudah dihapus dan si penulis mendapatkan pesan dari Admin tentang prihal tulisan itu.
Jika ingin menciptakan Kompasiana yang sehat maka tulislah tulisan yang bermanfaat untuk orang lain, yang keritis dengan tujuan yang jelas, yang aktual yang memang sedang hangat saat ini dan memberikan pengetahuan kepada orang-orang, yang inspiratif dan menarik lewat fiksi-fiksi luar biasa, bahkan yang beraroma sex juga gak apa-apa asalkan memiliki manfaat kepada orang lain karena Admin juga sudah menjembatani lewat kolom seksologi. Jangan menulis seperti tulisan yang saya tulis saat ini, menyinggung, egois dan tidak bermanfaat.
Jadi sudah sehatkah anda hari ini hehehee
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H