Walaupun banyak juga pesantren mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kondisi lokal daerahnya, dari sini kemudian hemat penulis penyatuan dua kurikulum mengharuskan santri atau murid untuk belajar dengan waktu yang begitu padat, ada kekhawatiran disaat keinginan membekali para santri atau murid dengan dua pengetahuan sekaligus maka potensi untuk memahami kedua- duanya terbuka lebar. Akan lebih pesantren mandiri dalam kurikulum dan fokus saja kepada tujuan kelembagaannya. Wallahu'a'lam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!