Oh begitu caranya..., aku mengerti kenapa ia gemar memakai angka.
.
Aksara keburu luber tak ada artinya, lumer dengan persoalan-persoalan yang konon tak bisa dijawabnya. Tak ada kata pasti dalam setiap kata-kata, dan tak ada jawaban pula dari setiap huruf-hurufnya, yang tersisa hanyalah dialektika tak bermakna.
.
Mungkin benar kata mereka, angka jadi solusi ketidak-pastian.
Ketika aku bilang 1 + 1, maka kamu akan menjawab 2 bukan 3 ataupun 5. Mungkin, itu seni dari sebuah angka, yang bisa membuat orang percaya tanpa dialektika.
-----
Sukamulya, 11 Muharam 1442 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H