Kesalahan data angka bisa mengecoh siapa saja. Kesalahan ini harus dihindari oleh sejarawan karna data angka tidak selalu akurat bisa saja saat pengisian diisi dengan tidak benar.
- Kesalahan estetis
Sejarawan harus menuliskan sejarah apa adanya tidak dilebihkan dan tidak dikurangi, sejarawan harus menghindari penulisan yang bersifat estetis atau indah karna karya estetis hanya miilik ilmu sastra yang mengedepankan aspek keindahan.
- Kesalahan verifikasi
Pemikiran sejarawan terkadang terganggu dengan relativisme yang artinya adalah suatu hal yang baik bagi karya sastra dan seni namun tidak baik bagi sejarawan karna akan mengganggu objektivitas sejarah. Beberapa kesalahan verifikasi dijelakan sebagai berikut.
- Kesalahan pars pro toto
Kesalahan ni terjadi jika sejarawan menganggap sebagian bukti mewakili keseluruhan bukti yang lainnya.
- Kesalahan toto pro pars
Kesalahan ini kebalikan dari pars pro toto, kesalahan toto pro pars yaitu bukti yang diceritakan dianggap keseluruhan padahal itu hanya sebagian saja.
- Kesalahan pendapat umum sebagai fakta
Sejarawan sering keliru dalam berpendapat, bahwa pendapat umum sebagai fakta tanpa melihat fakta yang lebih spesifik seperti pribumi tidak bisa berdagang tanpa mengingat orang padang, pendirian sarekat islam sebagai koperasi tanpa mengingat orang cina di Bangka yang menjadi pembantu rumah tangga.
- Kesalahan pendapat pribadi sebagai fakta
Kesalahan ini diakibatkan oleh sejarawan yang menganggap pendapat pribadinya sebagai pendapat umum atau sebagai fakta, sehingga sejarawan dilarang untuk menganggap pendapat pribadinya sebagai fakta umum karna mengakibatkan pembelkan sejarah.
- Kesalahan perincian angka yang presis
Data tradisional memilki banyak angka yang tidak merinci, sehingga usaha yang memberikan perincian hanya akan menimbulkan pertanyaan. Apa yang sejarawan lakukan hanya memperkirakan bukan merinci secara presis.
- Kesalahan bukti yang spekulatif
Searah sebagai ilmu empiris menolak bukti yang berada diluar sejarah, jika tidak ada bukti maka sejarawan harus mengakui bahwa itu diluar jangkauan sejarah.
- Kesalahan interpretasi
Dalam penyampaian penerangan wacana sejarah, sejarawan sering kali lupa bahwa dia sudah terikat dengan nalar yg diterima oleh semua ilmu. Kesalahan interpretasi ada empat factor yang dijelaskan sebagai berikut.
- Kesalahan tidak membedakan alasan, sebab, kondisi, dan motivasi
Perbedaan dari keempat kesalahan tersebut adalah kedekatan dengan peristiwa. Keempat kesalahan itu dijelaskan sebagai berikut, yaitu alasan terjadi karna dekat dengan peristiwa, sebab lebih dekat lagi, kondisi menjadi latar belakang peristwa, motivasi menjadi adalah tujuan peristiwa.
- Kesalahan post hoc, propter hoc