Mohon tunggu...
Alfiana Nur Afifah
Alfiana Nur Afifah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Suka semua genre film, dan suka review makanan layak food vlogger

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tak Gentar Soal Biaya, Wayang dan Lele Menjadi Daya Tarik di Karnaval Desa Ciwaruga

19 Agustus 2024   04:05 Diperbarui: 19 Agustus 2024   16:08 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Muhammad Nabhan Hanif

Reporter/Rifqi Fadlan Hanif

KABUPATEN BANDUNG BARAT- Tak ada hentinya keunikan dan kesenian pada kegiatan karnaval di Desa Ciwaruga, Sabtu (17/082024), menjadi daya tarik yang tersendiri dalam memperingati HUT RI yang ke-79. Di tengah kemeriahan yang ada, warga RW 12 memberikan persambahan wayang dan lele dengan makna serta ciri khas yang kuat.

Diungkapkan langsung oleh Sandi (26), Ketua Karang Taruna RW 12, keunikan utama dari wilayah ini adalah keberadaan wayang yang merupakan hasil karya Ade, seorang dalang lokal. Wayang ini menjadi simbol kekayaan budaya sunda, dengan ciri khas "Kujang" pada baju anggota Karang Taruna yang menegaskan identitas lokal mereka. 

Menurut penjelasan Sandi, kehadiran wayang tidak hanya memperkaya budaya lokal tetapi juga menarik perhatian masyarakat sekitar, menambah daya tarik RW 12 sebagai kawasan yang memelihara tradisi sunda. "Kami berharap tradisi wayang ini dapat terus dipertahankan, mengingat proses pembuatannya yang rumit". Ujarnya

Selain wayang, warga juga membuat replika lele yang dimana menggambarkan peternakan lele yang berada tepat di sekitar lingkungan RW 12. Ide dan semangat yang terjalin, membuahkan hasil yang dipandang secara baik oleh warga lainnya.

Walaupun keterbatasan biaya dalam proses pembuatannya,  mereka tak goyah dalam berpartisipasi di kegiatan karnaval Desa Ciwaruga. Menurut penjelasan Reza (21), kendala yang terjadi tidak membuat warga RW 12 patah semangat, solusi dengan adanya pungutan biaya secara "Door to Door", menjadi pilihan yang tepat dalam menanggulangi permasalahan yang ada.

"Kami menghadapi masalah keuangan yang membuat kami harus mengubah metode penggalangan dana, dimana sistem penggalangan dana ini secara door to door dan pengambilannya secara rutin." Lanjutnya

Reza berharap agar perayaan Agustusan mendatang dapat lebih meriah dan sukses, meskipun menghadapi tantangan saat ini. "Kami berkomitmen untuk meningkatkan acara ke depan dan memastikan bahwa perayaan Agustusan RW 12 menjadi lebih baik." Tambahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun