Tedunan, 09/02/2025 -- Dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tedunan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (UNDIP) berinovasi dengan mengolah keong sawah menjadi abon. Produk olahan ini tidak hanya memiliki nilai gizi tinggi, tetapi juga menjadi sumber pendapatan baru bagi warga setempat. Melalui program pemberdayaan masyarakat, mahasiswa KKN UNDIP memperkenalkan cara pengolahan dan pengemasan keong yang baik, sehingga produk abon keong dapat bersaing di pasar.
Keong sawah (Pila ampullacea) sering dianggap sebagai hama bagi petani, namun sebenarnya daging keong mengandung protein yang tinggi dan rendah lemak. Daging keong juga kaya akan asam amino esensial, vitamin, dan mineral seperti zat besi, kalsium, dan fosfor. Kandungan gizi ini membuat keong menjadi alternatif sumber protein yang murah dan mudah didapat, terutama bagi masyarakat pedesaan. Kandungan gizi per 100 gram daging keong meliputi protein (16-18 gram), lemak (1-2 gram), zat besi (5-7 mg), kalsium (50-60 mg), dan fosfor (150-200 mg). Kandungan ini menjadikan daging keong sebagai pangan bergizi yang dapat membantu mencegah stunting dan anemia, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Mahasiswa KKN mengajarkan warga cara mengolah keong menjadi abon, yang memiliki daya simpan lebih lama dan nilai jual lebih tinggi. Proses pembuatan abon keong meliputi pembersihan keong dengan merendamnya dalam air bersih selama 24 jam, merebusnya dengan bumbu seperti jahe, daun salam, dan garam untuk menghilangkan bau amis, mengambil daging dari cangkangnya, mencincang halus, dan memasaknya dengan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, gula, dan garam hingga kering. Abon kemudian dikemas dalam kemasan kedap udara untuk menjaga kualitas dan keawetannya.
Mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan tentang pengemasan yang baik dan menarik. Abon keong dikemas dalam plastik vakum atau toples kecil dengan label yang informatif, mencantumkan nama produk, komposisi, tanggal produksi, dan masa kedaluwarsa. Kemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk di pasar lokal maupun online.
Program ini telah membawa dampak positif bagi masyarakat Desa Tedunan. Ibu Arni, salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan, "Saya tidak menyangka keong yang selama ini dianggap hama bisa diolah menjadi abon yang enak dan laku dijual. Produk abon keong ini bisa menjadi peluang usaha yang bagus." Dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, mahasiswa KKN ini membuktikan bahwa keong sawah bukan sekadar hama, tetapi juga sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI