"Generasi sandwich" Mungkin para sobat masih asing dengan dua kata ini, atau apakah sudah pernah mendengar kata ini? Atau baru pertama kali mengetahuinya?
Istilah Generasi sandwich sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Dorothy A. Miller yang merupakan seorang direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat. Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang dimana ia harus menanggung hidup 3 generasi yaitu dirinya sendiri, orang tua dan anaknya.
Kondisi generasi sandwich dapat dianalogikan seperti roti sandwich yang dimana sepotong daging/keju terhimpit oleh 2 buah roti. 2 roti dapat diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah) dan isi utama sandwich seperti daging, keju dan saus yang terhimpit diibaratkan sebagai diri sendiri.
Semakin hari peran dan tanggung jawab sebagai seorang generasi sandwich semakin bertambah. Generasi sandwich yang dimana ia harus merawat orang tua, keluarga dan dirinya sendiri merasakan beban yang lebih berat. Mereka harus menghadapi tuntunan peran ganda, yaitu merawat orang tua yang semakin membutuhkan perhatian khusus sekaligus membesarkan anak-anak mereka yang masih memerlukan perhatian dan pengasuhan, bahkan tidak jarang generasi sandwich pun menanggung biaya sekolah untuk adiknya.
Tantangan yang dihadapi oleh generasi sandwich tidak hanya dari segi waktu dan tenaga, tetapi juga dari segi kesehatan mental. Mereka cenderung merasa tertekan karena harus memenuhi tuntutan dari dua sisi yang berbeda, dan sering kali mengabaikan diri mereka sendiri dalam proses hidupnya. Namun, ada beberapa strategi yang dapat membantu generasi sandwich dalam menjaga keseimbagan antara peran mereka sebagai orang tua dan anak, yaitu dengan
1. Terimalah bahwa tidak mungkin untuk memenuhi semua tuntutan dengan sempurna. Ada kalanya generasi sandwich harus memprioritaskan tugas yang lebih penting dan mengatur waktu mereka secara bijak. Mereka harus belajar untuk mengatakan "tidak" terhadap permintaan yang bisa ditunda. Prioritas terpenting tersebut adalah kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri, karena hanya dengan kondisi fisik dan mental yang baik, mereka dapat memenuhi tuntutan dari orang-orang terdekat.
2. Jangan takut untuk meminta bantuan dan dukungan dari orang lain. Generasi sandwich tidak perlu menanggung beban ini sendiri. Keluarga, teman, dan profesional dapat memberikan bantuan dan dukungan baik secara emosional dan praktis.
3. Carilah waktu untuk diri sendiri. Generasi sandwich seringkali mengabaikan waktu untuk diri sendiri, padahal waktu untuk diri sendiri sangat penting guna menjaga kesehatan mental dan kebahagiaan mereka. Mereka perlu menemukan waktu untuk melakukan aktivitas yang mereka sukai seperti membaca buku, olahraga atau bersantai dengan teman-teman. Hal ini akan membantu mereka merasa lebih bahagia dan termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
4. Terakhir, generasi sandwich perlu mengembangkan skill untuk mengatasi stress. Mereka perlu belajar teknik-teknik dalam menangani atau mengurangi stress seperti meditasi atau yoga untuk membantu mereka dalam mengatasi stres sehari-hari. Generasi sandwich memang menghadapi tantangan yang besar, akan tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka yang unik.