Berawal dari sekolah yang jauh dari perkotaan kini seorang diri ingin mengemban jenjang pendidikan yang lebih tinggih dikota. Saat itu diri ini di hadapkan dengan masalah masuk keperguruan tinggih, serasa tidak percaya bisa masuk perguruan tinggih yang ada di kota yang notabenya negeri, tidah mudah bisa diterima di perguruan tinggih negeri meskipun lulusan sekolah perkotaan apa lagi yang lulusan dari sekolah pelosok dan suwasta.
Sekolahku mungkin bisa di bilang pelosok. Emang pelosok seeee heheee........ tapi belum tentu sekolah pelosok itu kalah dengan sekolah yang dikota loya... memang sekolahku pelosok tapi banyak siswa yang semangat untuk lanjut meneruskan ke perguruan tinggih meskipun ada juga yang memilih kerja atau menikah. Tidak jarang di temui di desaku remaja-remaja yang kerja dan menikah itu udah menjadi hal biasa dilakukan oleh orang tua agar menikahkan anak-nya dan menyuru bekerja maklum kebanyakan penduduk di desaku pekerjaan-nya petani dan TKI. Menkipun demikian al dan teman-temanya ingin sekali meneruskan keperguruan tinggih. Al dan lima temnaya ingin masuk keperguruan tinggih negeri karena biaya masuk keperguruan tinggih lebih murah dibanding dengan suwasta dan juga bisa meringankan beban orang tua. Al dan teman-temanya ingin masuk perguruan tinggih dengan tujuan agar nanti bisa kembali kedesanya untuk mengabdi di sekolah-nya.
Pada saat itu al duduk dekalas 3 SMA. Mulai punya wacana untuk kuliah kemana. Al ini ingin masuk kuliah ke malang dan lima teman-nya ke surabaya. Kini tiba mulai pendaftaran melewati jalur-jalur masuk perguruan tinggih mulalui jalur snmptn, sbmptn, spsn-ptkin, um-ptkin mereka lewati tapi keberuntungan ada di dua teman-nya yang masuk perguruan tinggih lewat jalur snmptn yang hanya cukup mengentri nilai raport saja. Kini tinggal al dan tiga temanya yang belum beruntung di jalur snmptn, tinggal lah waktunya mengikuti jalur sbmptn yang harus mengikuti ujian langsung al ujian di malang dan tiga teman-nya di surabaya keberuntungan pada jalur ini ada di satu teman-nya yang di terima di universitas yang ada di surabaya. Tinggal lah al dan dua teman-nya saat itu satu temnaya ingin kursus dulu dan melanjutkan kuliah di tahun depan, kini al tinggal satu temanya yang belum diterima keperguruan tinggih. Kini saatnya mengikuti jalur um-ptkin jalur dengan jurusan yang bercorak islam dan perguruan tinggih islam sedangkan al tidak begitu tertarik di masalah keagamaan, demi bisa masuk kuliah al ikut jalur ini dan alhamdulillah al dan teman-nya diterima di universitas al di terima di malang dan teman-nya di surabaya.
Sebelum al memilih kuliah kemana. Al sebelumnya menanyakan pendapat dari orang tua-nya dan guru-gurunya menegnai jurusan yang akan dipilih dan universitas mana. Saat itu orang tuanya ingin anaknya jadi guru dan universitas islam sedangkan guru-nya menyarankan agar memilih jurusan olah raga karena yang paling di sukai oleh al itu olah raga maslah universitas diserahkan sepenuhnya ke dirinya sendiri.
Semuah yang disarankan oleh orang tua-nya dan guru-gurunya di lakukan oleh al. Tetapi dalam kenyataanya al di terima di universitas islam yang diinginkan oleh orang tuanya dan kebetulan juga di universitas itu ada olah raganya yang disukai oleh al. Al pun ikut andil di dalam-nya dan belajar kepada orang yang sudah mahir disamping itu juga dibarengi dengan kuliahnya. Jadi al pun bisa bejar olahraga dan juga kuliah.
Melakukan apa yang di sarankan orang tua dan guru merupakan kewajiban bagi setiap anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H