Mohon tunggu...
Alfian Nur Mujtahidin
Alfian Nur Mujtahidin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sekolah Dokter Semester 7 | Penggemar Bulutangkis | Bermimpi suatu saat bisa jadi Penulis\r\nTwitter : @alfiannurm

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pindah Tempat Nyoblos di Pileg 2014, Emang Bisa ya?

24 Maret 2014   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini geliat Pemilu sudah terasa, ah bahkan mungkin sudah terasa sejak jauh-jauh hari. Tapi yang menarik adalah geliat Pemilu yang dirasakan oleh pemilih pemula, seperti saya. Ya, mahasiswa dan siswa SMA tentu sangat antusias karena ini adalah pengalaman pertama mereka menggunakan hak politiknya untuk secara langsung memilih calon-calon wakil mereka. Tak terkecuali di kampus saya, di Surabaya. Geliat Pemilu sudah terasa. Bagi mahasiswa seperti saya, kegiatan seperti coblos mencoblos mungkin tidak asing, karena toh hampir tiap tahun mereka biasanya mencoblos Presiden BEM dalam Pemilu Raya Mahasiswa, bahkan di UGM Pemilu Raya mereka sudah hampir mirip banget seperti Pemilu di Republik ini. Tapi tetap saja yang namanya mencoblos Pemilu 2014 untuk yang pertama kali itu memang sayang jika dilewatkan. Pemilu yang digelar 9 April nanti, agaknya tidak bisa mahasiswa ikuti. Kenapa? Kebanyakan teman-teman saya ber KTP diluar Surabaya, mustahil untuk pulang kampung sehari saja dmei mencoblos, apalagi pas di Hari Rabu, kamis harus masuk kuliah lagi, mustahil dan seperti sia-sia jika harus pulang kampung, apalagi jika kampungnya jauh di luar pulau. Namun agaknya permasalahan tersebut sepertinya telah dicarikan solusinya. Beberapa hari terakhir, muncul selebaran yang bisa diisi jika ingin pindah tempat nyoblos. Edaran yang diakomodir oleh BEM Fakultas ini langsung mendapat respon yang cepat dari teman-teman saya yang ber KTP Jakarta, Jawa Barat, atau Jawa Tengah, bahkan teman saya yang dari Mataram. Pertamanya, saya bingung, teman-teman saya berKTP luar Surabaya, pindah nyoblos di Surabaya. Mereka nanti Pileg milih dapil sesuai KTPnya atau memilih dapil Surabaya. Ah tapi pikiran itu segera hilang dibenak saya, karena toh mereka, teman-teman saya memang ingin sekali menggunakan hak untuk memilih yang pertama kalinya. Usut punya usut, edaran dari BEM Fakultas ini juga telah diakomodir oleh pihak KPUD, teman-teman saya langsung antusias, mereka mendaftar ke BEM Fakultas dengan melampirkan Fotocopy KTP dan Kartu Mahasiswa. Sehari berikutnya, teman saya yang merupakan anggota BLM membuat status seperti ini dijejaring sosial. Saya pun langsung ingin mengkomentari status tersebut, karena saya masih berfikir postif saat itu. Perbincangan pun cukup hangat disana, tapi pada akhirnya seperti yang pertama terlintas dipikiran saya sewaktu mengetahui ada selebaran dari BEM Fakultas, nanti teman saya yang ber KTP jakarta nyoblos pileg dapil Surabaya/Jakarta ya? Saya pun penasaran dengan cara KPU dalam mengakomodir pemilih mahasiswa yang tinggal di tempat kost yang tidak sesuai dengan KTP nya tapi ingin tetap memilih di Pileg nanti. Saya pun mencoba tanya lewat twitter :

Tapi sampai sekarang belum ada jawaban, mungkin bukan twitter resminya, saya coba cek di KPU.go.id juga tidak tahu harus mencari dimana informasi tersebut. Tapi siang ini, teman saya yang kuliah di Jogja juga mendapat selebaran tentang usaha yang diakomodir KPUD Jogja untuk bisa pindah TPS.
Embedded image permalink
Embedded image permalink
Saya pun beranggapan tetap, sepertinya hal seperti ini tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi saya masih heran dan penasaran mereka nanti nyoblos dapil sesuai KTP atau dapil sesuai tempat di nyoblos. Kenapa saya penasaran, saya khawatir hal ini akan bisa dimanipulasi, saya takut semangat dari teman-teman saya yang tulus dalam pemilu ini disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab seperti dugaan teman saya di kolom komentar statusnya tadi.
Sedabngkan, ini contoh informasi selebaran pindah TPS yang ada di Bem Fakultas saya :
Saya cuma ingin tahu saja sebenarnya mekanisme mana yang benar, apakah bisa orang berKTP luar daerah bisa nyoblos didaerah sementara yang ia tinggali seperti anak kost/mahasiswa? Terus kalau memang bisa mereka akan milih sesuai dapil KTPnya atau dapil tempat ia nyoblos. Harapan saya sebagai pemilih pemula, semoga momen pemilu ini menjadi awal atau titik tolak terhadap kemajuan bangsa kita dalam menghasilkan pemimpin-pemimpin berkualitas. Saya pribadi sudah muak dengan pemimpin-pemimpin sekarang, meskipun gak semuanya sih, apalagi anggota-anggota DPR itu (oknum.red). Hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun