Tukang cukur pria itu banyak. Sekarang bahkan semakin menjamur. Tak usah jauh-jauh, dalam radius satu kilometer saja anda bisa menemukan lebih dari satu tukang cukur rambut. Sampai ada macam-macam tukang cukur rambut pria. Ada tukang cukur rambut Madura, Garut, Padang, Priangan, dan lain sebagainya. Tak ubahnya seperti sate.
Tidak hanya entitas daerah asal yang dijual. Untuk lebih menarik pelanggan, sekarang mereka bahkan lebih kreatif. Ada yang promosi cukur dengan ruangan ber-AC. Ada yang mengumpulkan sekian kupon, gratis satu kali cukur rambut.Â
Ada pula yang plus pijit. Fasilitas terakhir ini yang bikin bapak-bapak senang. Lumayan ngurangin pegal walaupun pijitnya hanya 5 menit.
Tapi jangan salah, para tukang cukur ini cukup terlatih memberikan pijatan yang sanggup bikin otot-otot kepala dan bahu jadi rileks.
Dulu mana ada fasilitas tukang cukur pria yang seperti itu. Cukur dibawah pohon rindang saja sudah happy! Adem kalau ada semilir angin yang lewat.
Kalau lagi nggak ada angin ya panas-panasan pun rela. Iya kan? Bapak-bapak yang lahir dari generasi 90-an atau sebelumnya pasti mengalami. Kecuali kalau anda punya duit banyak buat ke salon yang ada di mal-mal.Â
Kalau yang cekak seperti saya ya cukup yang di pinggir jalan saja. Lagipula buat apa bayar mahal-mahal. Saya tidak suka gaya rambut yang aneh-aneh. Yang penting rapi. Sudah jadi bapak-bapak ini, hehehe..
Rambut itu mahkota. Tidak hanya buat wanita, pria pun sama. Rambut juga memiliki prinsip kesetaraan gender. Maksudnya, bukan wanita saja yang butuh menata rambut.
Bagi seorang pria, tatanan rambut yang salah bisa menurunkan level kegantengan. Mosok sih? Simpelnya, tanyakan saja pada suami atau gebetan.
Logikanya apa sih biasanya yang membuat penjual jasa laku dipasaran? Pertama, pasti harga. Kedua, jaraknya yang tidak terlalu jauh. Ketiga, fasilitas atau kenyamanan. Keempat, service atau pelayanan. Setidaknya seperti itu bukan?
Tapi cukur rambut pria itu unik. Empat kriteria diatas tidak berlaku. Ini fenomena yang unik dan menarik untuk diulik.