Setelah itu pada edisi berikutnya, giliran ganda putra Ricky Subagja/ Rexy Mainaky mempersembahkan medali emas di Atlanta tahun 1996.Â
Mereka menumbangkan musuh bebuyutan asal negeri Jiran Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock. Ganda putra melanjutkan tradisi emasnya pada olimpiade Sidney empat tahun berselang. Kali ini giliran Candra Wijaya/ Tony Gunawan yang sukses merebut medali emas usai menundukan pasangan kuat asal Korea Selatan Lee Dong-Soo/ Yoo Yong-sung.
Lanjut di olimpiade Athena 2004, giliran tunggal putra kebanggaan Indonesia Taufik Hidayat yang sukses memberikan prestasi terbaik. Ia menghentikan perlawanan pebulutangkis Korea Selatan Shon Seung-Mo untuk merebut satu-satunya medali emas bagi kontingen Indonesia.
Pada edisi berikutnya, medali emas kembali hadir pada gelaran Olimpiade Beijing 2008. Lagi-lagi dari sektor ganda putra. Hendra Setiawan yang kala itu berpasangan dengan almarhum Markis Kido sukses mengalahkan ganda putra tuan rumah China, Cai Yun / Fu Haifeng dalam perebutan medali emas.
Rentetan tradisi emas sempat terhenti dalam gelaran Olimpiade London 2012. Medali emas baru kembali hadir di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/ Lilyana Natsir menuntaskan dahaga gelar dengan merebut emas. Di final, mereka menjungkalkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon / Goh Liu Ying.Â
Dan Greysia Polii/ Apriyani Rahayu pun melengkapi prestasi membanggakan itu dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Terimakasih para pahlawan bulutangkis Indonesia! Kita berharap tradisi emas itu bisa terus berlanjut dalam edisi Olimpiade Paris 2024.
Bravo bulutangkis Indonesia! Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H