1. Gaji dan fasilitas
Okelah normal bila pekerja tertarik dengan salary yang tinggi. Ketika ada tawaran yang lebih menggiurkan maka memutuskan untuk pindah. Praktik ini sudah biasa terjadi di kalangan pekerja utamanya pekerja swasta. Level direktur pun bisa pindah bila mendapatkan penawaran yang lebih menggiurkan.
2. Jenjang karir
Wajar saja orang berkeinginan untuk memiliki karir yang menjulang. Menjadi manajer, menjadi direktur. Setiap orang bekerja memang harus meningkat. Karir itu menjadi mimpi yang ingin diwujudkan.
3. Tekanan kerja
Tekanan kerja yang tinggi atau terlalu santai bisa jadi pemicu. Hah, Terlalu santai? Memangnya ada yang nggak betah kerja santai? Ada. Sewaktu saya memutuskan resign yang terakhir dua tahun yang lalu, saya merasa kondisi saya saat itu terlalu santai. Pekerjaan juga monoton. Saya merasa itu tidak baik untuk perkembangan karir dan pengalaman kerja saya. Skill saya tidak akan berkembang. Stagnan saja. Dengan umur saya yang masih muda, menurut saya ini kurang baik.
4. Atasan
Atasan bisa menjadi pemicu seorang bawahan untuk resign. Misalnya atasan yang suka marah-marah, atasan yang acuh tak acuh kepada bawahan, atau bahkan atasan yang tak bisa kerja.
5. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak kondusif mengakibatkan seseorang tidak nyaman. Misalnya hubungan dengan rekan kerja buruk, sistem manajemen yang kurang profesional, banyak demo, dan lain sebagainya.
---