Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tak Masalah Undur Sejenak Demi Tujuan yang Lebih Besar

7 Maret 2021   09:37 Diperbarui: 7 Maret 2021   18:13 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nurutin pekerjaan itu tidak akan ada habisnya. Selalu saja ada tugas yang menunggu untuk diselesaikan. 

Hakikat manusia itu diciptakan memang untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan dan menggapai cita-cita. 

Namun untuk apa bekerja dengan keras tapi tanpa pernah menikmati hasil dari usaha yang tak kenal lelah?

Ari, seorang pekerja swasta yang memang dikenal ambisius. Segenap waktu yang ia miliki hampir semuanya habis untuk bekerja. 

Setelah jam kantor usai pun ia masih melanjutkan usaha sampingannya mengerjakan order kecil-kecilan. 

Mimpinya di masa muda adalah bisa memiliki rumah dan kendaraan sendiri. 

Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa apapun akan ia lakukan demi bisa memenuhi impiannya. 

Ia hampir tidak punya waktu sekadar untuk main futsal dengan teman-temannya. 

Sayangnya, kebiasaan kerja keras itu tidak diimbangi dengan kondisi fisik yang prima. Ia seringkali jatuh sakit meski hanya meriang. 

Cita-cita itu memang berada di tangan si empunya mimpi. Kita yang bermimpi, kita yang mengusahakan. Tidak salah tentu. Manusia hidup memang harus giat dan rajin berusaha demi menggapai mimpi. Tidak ada orang malas yang akan berhasil kecuali orang tuanya memang kaya. Benar tidak? 

Istilah kerennya privilage. Kalau Anda anak Presiden, Menteri, atau orang tua Anda pemilik perusahaan ya Anda memang dilahirkan untuk kaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun