Kalau orang merasa sangat putus asa ketika diputuskan pacarnya, mungkin saja itu karena gaya pacarannya yang salah. Si pria sudah "kecanduan" dengan kemolekan tubuh pacarnya sehingga ia seolah-olah tidak sanggup bila putus
Saya ingat kata-kata itu dulu pernah diucapkan oleh kakak sepupu saya kepada adiknya yang baru diputus oleh pacarnya. Kami bertiga memang dekat. Kami biasa menceritakan apapun satu sama lain. Waktu ia mengatakan itu kepada adiknya, saya berada disana.Â
Saya terus mengingat kata-kata ini karena bagi saya, nasihat itu cukup ekstrim dan lain daripada yang lain. Biasanya ketika seseorang dicurhati orang lain yang baru putus cinta, ia akan memberikan semangat. Memberikan nasihat supaya yang baru diputus cintanya tidak terpuruk lalu bangkit.Â
Tetapi kakak saya ini tidak. Ia menyuruh adiknya memeriksa apakah benar apa yang diucapkannya. Jika benar maka sudah tepatlah mereka putus. Setelah itu jangan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Begitu pesan moral yang tersirat.
Saya masih penasaran. Hingga suatu saat pada sekitar tahun 2012, saya bekerja bersama dengan seorang sahabat karib. Kami sama-sama merantau. Saya sebut saja namanya Indra. Ia sudah memiliki pacar dikampung halaman. Sebut saja namanya Firda.Â
Hubungan mereka sudah berjalan selama dua tahun lamanya. Lalu datanglah Ratna, seorang pegawai yang baru bergabung. Indra dan Ratna semakin hari semakin dekat. Indra selalu menyempatkan diri untuk menjemput dan mengantar Ratna dari kos ke kantor.Â
Mereka juga sering keluar berdua untuk sekedar berjalan-jalan keliling kota. Kedekatan ini lama-lama membuat hubungan mereka menjadi rumit. Indra dan Ratna saling jatuh cinta. Kedekatan mereka diketahui pula oleh Firda.Â
Gadis yang menjalani long distance relationship ini sering sekali menelpon saya untuk sekedar curhat tentang hubungan percintaannya dengan Indra. Dan betapa kagetnya saya ketika pada suatu malam sambil terisak, Firda mengatakan bahwa Indra dan Ratna sudah melakukan hubungan badan. Indra sendiri yang mengakui itu dihadapan Firda.Â
Hal ini kemudian saya konfirmasi langsung pada Indra bahwa memang benar demikian adanya. Ratna memang seorang gadis yang berparas ayu dan bertubuh molek.Â
Situasi menjadi kacau. Indra tidak begitu saja meninggalkan Ratna. Mereka tetap sering menghabiskan waktu bersama di perantauan. Indra tidak bisa meninggalkan Ratna. Ia seperti tersihir dengan gadis yang belum lama ia kenal.
Sebagai seorang sahabat tentu saya berusaha mengingatkan. Namun tak berhasil. Indra sadar bahwa Ratna telah menjadi "Toxic" dalam hubungannya dengan Firda. Indra dan Ratna merupakan Toxic relationship.Â