"Anak saya memang kurang, tidak seperti si A so B yang selalu juara kelas, pandai berbahasa asing, luwes dalam bermain alat musik" dan pandai ini itu banyak sekali. Aduh kasihan anaknya mak, nanti malah stres dibanding-bandingkan. Semakin merasa tidak bisa apa-apa. Lalu hancurlah mimpimu sebagai orang tua.
Baca juga: Label Anak IPA "Pandai" dan Anak IPS "Buangan" Itu Masih Ada?
Sesungguhnya anak dikatakan pandai bukan hanya ketika ia jago matematika. Ada bidang lain yang kesemuanya saling melengkapi. Ada si jago alat musik, jago seni rupa, piawai mengarang, pandai berdagang, senang berkebun, peternak handal, dan segala bakat lain yang dimiliki seorang anak namun tak dimiliki anak lain. Kalau semua orang jago matematika, tak ada ahli hukum, ahli ekonomi, birokrat handal dan segala profesi lainnya yang adalah hasil keluaran dari anak-anak IPS.
Saya sendiri adalah produk IPA. Matematika adalah salah satu pelajaran favorit saya. Senang bila ada yang ingin beradu hitung dengan saya. Matematika menurut saya adalah pelajaran yang amat menarik. Seperti menyelesaikan teka-teki yang seru bila dipecahkan. Banggakah saya? Tidak. Biasa saja. Karena ada kemampuan dalam diri orang lain yang tidak saya punyai. Banyak juga teman-teman yang ketika sekolah rankingnya dibawah saya sekarang lebih sukses secara karir.
Semua orang diciptakan unik dengan keunggulannya masing-masing. Semua orang dilahirkan untuk sukses, bukan untuk gagal. Jadi jangan hanya fokus pada satu potensi lain padahal banyak potensi yang masih bisa digali. Maka, bila anak gagal disatu bidang, tak masalah. Ia masih bisa tumbuh dan sukses dibidang lain. Semoga kita dimampukan menjadi orang tua yang bijaksana.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H