Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Pandai Matematika Bukan Berarti Anak yang Bodoh

22 Oktober 2020   17:10 Diperbarui: 3 Juni 2021   08:45 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang kesulitan pelajaran matematika. Gambar: pixabay

"Anak saya memang kurang, tidak seperti si A so B yang selalu juara kelas, pandai berbahasa asing, luwes dalam bermain alat musik" dan pandai ini itu banyak sekali. Aduh kasihan anaknya mak, nanti malah stres dibanding-bandingkan. Semakin merasa tidak bisa apa-apa. Lalu hancurlah mimpimu sebagai orang tua.

Baca juga: Label Anak IPA "Pandai" dan Anak IPS "Buangan" Itu Masih Ada?

Sesungguhnya anak dikatakan pandai bukan hanya ketika ia jago matematika. Ada bidang lain yang kesemuanya saling melengkapi. Ada si jago alat musik, jago seni rupa, piawai mengarang, pandai berdagang, senang berkebun, peternak handal, dan segala bakat lain yang dimiliki seorang anak namun tak dimiliki anak lain. Kalau semua orang jago matematika, tak ada ahli hukum, ahli ekonomi, birokrat handal dan segala profesi lainnya yang adalah hasil keluaran dari anak-anak IPS.

Saya sendiri adalah produk IPA. Matematika adalah salah satu pelajaran favorit saya. Senang bila ada yang ingin beradu hitung dengan saya. Matematika menurut saya adalah pelajaran yang amat menarik. Seperti menyelesaikan teka-teki yang seru bila dipecahkan. Banggakah saya? Tidak. Biasa saja. Karena ada kemampuan dalam diri orang lain yang tidak saya punyai. Banyak juga teman-teman yang ketika sekolah rankingnya dibawah saya sekarang lebih sukses secara karir.

Semua orang diciptakan unik dengan keunggulannya masing-masing. Semua orang dilahirkan untuk sukses, bukan untuk gagal. Jadi jangan hanya fokus pada satu potensi lain padahal banyak potensi yang masih bisa digali. Maka, bila anak gagal disatu bidang, tak masalah. Ia masih bisa tumbuh dan sukses dibidang lain. Semoga kita dimampukan menjadi orang tua yang bijaksana.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun