Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Halo Keturunan Diabetes, Ayo Jangan Malas Bergerak!

6 September 2020   08:07 Diperbarui: 7 September 2020   15:52 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumlah penderita diabetes di seluruh dunia mencapai 425 juta jiwa. (Gambar: Thinkstock via kompas.com)

Saya harus mulai dengan pernyataan bahwa saya bukan dokter. Tetapi saya adalah keturunan diabetes. Empat tahun lalu, ibu saya terkasih pergi untuk selama-lamanya karena penyakit ini. Diabetes membuatnya mengalami komplikasi gagal ginjal dan glukoma. 

Terakhir, komplikasi stroke-lah yang mengakhiri lembaran hidup beliau. Ia mengalami pecah pembuluh darah di otak yang membuatnya tiba di garis finish mengakhiri perjalanan 56 tahun hidupnya.

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. 

Secara umum, faktor genetis merupakan salah satu penyebab penyakit diabetes. Dengan demikian keturunan diabetes memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita penyakit yang sama. Dikutip dari situs Siloam hospitals.com, jumlah penderita diabetes di seluruh dunia mencapai 425 juta. 

Jumlah yang fantastis. Melebihi jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, Indonesia menempati posisi ke-6 negara dengan penderita terbanyak yakni 10,3 juta jiwa. 75 persen penderita berada dalam range usia 20-64 tahun.

Ini berarti tidak hanya orang tua saja yang berpotensi terkena, anak muda pun memiliki risiko menjadi penderita diabetes.

Pengaruh Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi disadari atau tidak berpengaruh kepada gelombang jumlah penderita diabetes. Kemajuan teknologi telah membuat banyak kemudahan dalam hidup manusia sehingga pergerakan manusia semakin minim. Padahal diabetes melitus tipe 2 bisa timbul akibat kurangnya aktivitas manusia. 

Orang sudah semakin malas bergerak karena dimudahkan oleh segala hal berbau online. Belanja online, bertemu kerabat pun online lewat dunia maya. 

Saya pikir ini salah satu alasan mengapa kakek-nenek kita dulu masih sehat dan aktif di usia yang sudah senja. Saya ingat dulu saya memiliki Mbah Kakung (kakek) yang berusia 80 tahun tapi masih mencangkul di sawah. Beliau meninggal di usia 90 tahun.

Diliput dari alodokter, diabetes tipe 2 dapat diakibatkan karena orang kurang aktif bergerak. Padahal aktifitas fisik itu akan membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin.

Dalam hal ini, berat badan perlu dikontrol sebab diabetes tipe 2 bisa timbul karena kelebihan berat badan. Demikian pula apabila tidak aktif bergerak, maka glukosa hanya akan tertimbun. Bukan menjadi energi.

Pentingnya Olahraga
Dari uraian di atas, jelaslah aktivitas olahraga itu sangat penting untuk dilakukan. Terutama bagi anda penderita diabetes dan keturunan diabetes. 

Harus sering-sering bergerak. Jangan mager alias malas gerak bila tak ingin gula darah anda terlalu tinggi. Minimal bila anda sibuk bekerja, usahakan untuk bisa menyisihkan waktu di akhir pekan untuk sekedar jogging. 

Bila masih ada waktu di pagi hari, sediakan waktu 10-30 menit untuk berolahraga. Tak perlu lah olahraga yang berat-berat. Pemanasan dan jogging juga sudah cukup. Jadilah aktif, jangan terlalu pasif supaya tubuh bisa merespon setiap gejala dengan baik.

Dalam bekerja, jangan pula terlalu banyak duduk. Usahakan untuk lepas dari tempat duduk sekali waktu. Semakin banyak duduk, semakin banyak pula gula yang tertimbun.

Selain berolahraga, penting juga untuk mengatur pola makan. Mari banyak-banyak makan buah dan sayur. Serta mengurangi gula. Kalau saya sendiri mulai mengurangi nasi. Makan pun asal cukup, tidak perlu banyak-banyak.

Bila perlu cek ke dokter dan konsultasikan sedini mungkin sebelum terlambat. Atau sesekali cek gula darah. Saat ini di apotek-apotek pun banyak yang menyediakan tes ini. 

Pengalaman puluhan tahun merawat ibu yang merupakan penderita diabetes, membuat saya aware dengan penyakit ini. Makanya Ayo bagi para keturunan diabetes, mari aktif berolahraga! Ingat diabetes tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dilawan!

Salam hangat saya.

Referensi:
alodokter
siloamhospitals

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun