Mohon tunggu...
Alfian Alghifari
Alfian Alghifari Mohon Tunggu... Jurnalis - Environment/Volunter/Pemuda Desa

Perkenalkan Nama saya Alfian Alghifari, bisa dipanggil ian, asal Sulawesi Barat, Polewali Mandar. Saya suka nulis, editing video, ikut kegiatan Volunter atau pengabdian masyarakat, serta suka mendakwahkan Islam Washatia kepada masyarakat yang butuh pencerahan seputar keislaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Defense Mecanism, Respon Manusia atas Tekanan Manusia Lainnya!

21 Juli 2022   07:16 Diperbarui: 21 Juli 2022   07:39 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam ilmu psikologi, ada istilah yang dikenal sebagai Defense Mechanism. Defense Mechanism adalah respon atas perilaku/perkataan/ orang, khalayak ramai, atau masyarakat, kepada kita. Biasanya, respon ini terbagi menjadi tiga :

  1.  Proyeksi. Sederhananya adalah tuduhan. Contoh : Dalam komunitas atau organisasi, anda tiba tiba jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita/pria yang se komunitas dengan anda. Tiba tiba teman anda yang lain bertanya perihal rasa suka anda pada wanita yang anda sukai. Karena anda merasa terganggu dengan pertanyaan itu, atau merasa gengsi mengakui bahwa anda suka pada wanita tersebut. Tiba tiba anda menuduh perempuan itu dengan berkata "sebenarnya dia yang suka sama saya" padahal faktanya adalah anda yang menyukai dia. 
  2. Displacement/Pengalihan : Kondisi dimana kita tidak mampu melampiaskan rasa kekesalan kita pada pembuatnya, maka solusinya adalah mengalihkannya pada hal yang lain. Contoh : Tanpa tau sebabnya tiba tiba anda di tinggal nikah oleh pacar anda. Anda kezel tapi tidak bisa melampiaskan kekesalan anda padanya, karena lost kontak dan anda diblokir di seluruh sosial media. Akhirnya, karena rasa jengkel itu sudah menumpuk, anda liat orang yang mirip pacar anda lewat di depan mata. Lalu anda hantam tondongnya sampai berdarah. Atau anda punya target tapi tidak terlaksana sesuai dengan harapan. Tiba tiba bos menegur anda dengan sangat sadis dihadapan rekan rekan anda "bawahan canggo". Anda sangat malu. Karena anda tidak punya kemampuan untuk menghantam bos anda lantaran takut di pecat, akhirnya anda pulang ke rumah dengan kekesalan yang sudah memuncak. Ketika sampai di rumah, anda di sambut oleh ibu anda dengan pertanyaannya "nak kamu kok tambah hitam", tiba tiba mata anda merah, tanpa berfikir panjang, anda cekek leher ibu anda dengan penuh kasih dan cinta. 
  3. Denial/Penyangkalan : Meyakini bahwa kita selalu benar. Respon kita pada tindakan/perkataan orang selalu b aja. Sederhananya, tidak mengambil pelajaran atas nasehat orang lain kepada kita. Contoh : Anda dinasehati kakak anda bahwa main game tiap hari itu tidak baik untuk otak. Lalu anda menjawab "ah tidak apa apa, lagipula saya tidak main game tiap hari, beda kayak temanku Tono, dia tiap hari main ff burik aku masih mending main ML". Atau anda dinasehati oleh Pengadilan Agama bahwa solusi terbaik agar SDM SULBAR bisa maju adalah mempersulit orang menikah dini, atau paling tidak memberikan kontrol pada mereka (masyarakat pelosok) agar tidak melakukan praktek nikah dini. Lalu anda sebagai pemerintah tertinggi bilang "tidak bisa dilarang, hak orang untuk menikah. Atau "ah..dari dulu nikah dini sudah ada dan semua aman aman saja, mereka sejahtera dan hidup rukun". Padahal bila dikaji lebih dalam, dampaknya bisa banyak sekali. Cerai muda, stunting, emosional tidak stabil, rawan keguguran, bahkan sampai kematian. Atau, anda dinasehati rakyat anda bahwa sampah itu mencemari lingkungan, merusak ekosistem, membunuh mahluk hidup.  Lalu anda bilang "di seluruh dunia sampah bermasalah". Padahal anda sebagai pejabat publik rakyat gaji untuk mencari solusi atas berbagai problem sosial yang terjadi.

Demikianlah jenis-jenis respon dalam ilmu psikologi. Apakah relevan dengan kehidupan anda??

Salam hangat dari penulis, Alfian Alghifari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun