Menyontek merupakan sebuah strategi yang digunakan siswa untuk memperoleh prestasi atau nilai yang tinggi berupa jawaban dari soal ujian dengan cara yang tidak adil. Menurut Indarto dan Masrun (2004) menyontek juga didefinisikan sebagai perbuatan curang, tidak jujur, dan ilegal dalam mendapatkan jawaban pada saat tes. Dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa perilaku menyontek adalah tindakan melanggar aturan yang sengaja dilakukan siswa saat mengerjakan tugas-tugas akademik dengan cara-cara yang tidak jujur dan curang untuk mendapatkan keberhasilan akademik dan menghindari kegagalan akademik.
Banyak faktor yang mempengaruhi siswa suka berperilaku menyontek. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Haryono dkk. (2001: 10) bahwa siswa menyontek karena berbagai faktor atau alasan, antara lain yaitu karena malas belajar, takut mengalami kegagalan dan tuntutan orang tua untuk memperoleh nilai atau peringkat kelas yang baik. Dorongan untuk menyontek akan semakin kuat apabila guru sebagai pendidik membangkitkan suasana kompetisi antar siswa. Seorang siswa yang merasakan tingkat kompetisi kuat, akhirnya akan terdorong untuk menyontek dari pada harus mendapatkan nilai jelek sendirian.
Selain itu banyak faktor lainnya, bisa juga terpengaruh oleh orang lain, dimana seorang siswa melihat siswa lainnya melakukan perbuatan menyontek, meskipun siswa tersebut awalnya tidak ada niat untuk menyontek. Namun, bagi siswa yang sudah terbiasa melakukan perbuatan menyontek saat ujian atau tes, baik di luar maupun di dalam sekolah, siswa tersebut pun tidak akan merasa malu untuk melakukan perbuatan menyontek.
Perilaku menyontek juga disebabkan karena tidak adanya kesadaran pada diri siswa terhadap penting nya mengerjakan tes, tugas, atau ujian sesuai dengan kemampuan, usaha, dan kejujuran di dalam diri mereka. Dengan tidak adanya kesadaran, sehingga membuat siswa tidak mau bekerja keras untuk keberhasilan yang akan di peroleh nya. Kencenderungan siswa yang suka menyontek dapat di atasi dengan menanamkan sikap kondusif dan kreatif, serta menerapkan suasana lingkungan kelas yang jujur, sehingga tidak ada celah bagi siswa untuk berbuat curang.
Perilaku siswa sebagaimana dipaparkan di atas dikhawatirkan akan berdampak negatif pada perilaku dan kepribadiannya karena menyontek sudah dijadikan suatu kebiasaan atau suatu hal yang dianggapnya biasa saja. Padahal menurut Suparno (2000), seseorang yang suka menyontek akan berakibat tidak baik bagi diri sendiri maupun dalam skala yang lebih luas. Dampak negatif bagi orang yang suka menyontek akan menyebabkan dirinya tidak mandiri atau menjadi ketergantungan (berharap) pada orang lain seperti benalu, tidak memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu belajar agar mendapat hasil lebih baik, menjadikan otak malas berpikir, sombong, kemungkinan rugi karena jawaban ujian/tes/tugas/PR hasil menyontek belum tentu benar, prestasi belum tentu meningkat karena malas belajar. Di samping itu, akibat dari kebiasaan menyontek akan membentuk diri seseorang menjadi malas belajar, menularkan perbuatan menyontek kepada orang lain, suka berbuat curang, bahkan dikhawatirkan menjadi koruptor jika dipercaya memangku suatu jabatan.
Perilaku menyontek memiliki dampak negatif yang signifikan pada pelajar, institusi pendidikan, dan masyarakat secara umum. Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat perilaku menyontek adalah sebagai berikut:
Menurunkan kualitas pendidikan, perilaku menyontek dapat mengurangi kualitas pendidikan karena pelajar tidak belajar dengan sebaik-baiknya dan tidak mencapai tingkat pemahaman yang dibutuhkan. Hasilnya, pelajar tidak siap untuk menghadapi tantangan di dunia nyata dan mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk sukses di masa depan.
Merusak integritas akademik, perilaku menyontek melanggar nilai-nilai integritas akademik yang sangat penting. Hal ini dapat merusak citra dan reputasi institusi pendidikan dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan.
Memberikan keuntungan yang tidak sah, pelajar yang melakukan menyontek akan mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari yang seharusnya mereka dapatkan. Dalam jangka pendek, hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pelajar, tetapi dalam jangka panjang dapat merugikan mereka karena mereka tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses di masa depan.
Menumbuhkan perilaku tidak etis, pelajar yang melakukan menyontek cenderung lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku curang dan tidak etis di masa depan. Hal ini dapat merusak integritas mereka dalam kehidupan sosial dan profesional mereka (Grijalva et al., 2016).