Seperti yang kita ketahui, pendidikan sudah pasti akan terus berkembang mengikuti berbagai perubahan yang ada karena sifatnya yang dinamis. Selain itu, tujuan pendidikan tentu akan mengalami perubahan juga mengikuti alur perkembangan yang ada dari waktu ke waktu. Setelah mengalami masa pandemi Covid-19 khususnya di Indonesia yang sudah "menemani" kita hampir 3 tahun, pasti mempengaruhi semua sektor aktivitas yang ada di masyarakat, khususnya pendidikan. Sektor pendidikan khususnya perkuliahan juga pasti terkena imbasnya, mulai dari prosedur pertemuan kelas yang menggunakan kelas virtual/online class menggunakan aplikasi seperti Zoom, G-Meet dan lain sebagainya, sampai sistem pembelajaran dan program-programnya.Â
Setelah pandemi hampir selesai, tentu negara banyak mengalami kerugian khususnya dibidang ekonomi. Maka dari itu, negara banyak sekali mengeluarkan berbagai kebijakan untuk membangun dan meningkatkan kembali ekonomi negara. Sehingga, terdampak pada dunia pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan, kebijakan-kebijakan pendidikan yang dibuat pemerintah khususnya untuk Universitas yaitu dengan adanya program MBKM. Program MBKM adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar bisa menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. Jadi, dengan adanya program ini, universitas bisa membantu negara dalam meningkatkan ekonomi suatu negara. Hal ini sesuai dengan pemikiran Michael Apple dalam menjelaskan pendidikan dan sekolah. Berikut adalah analisis yang saya lakukan dengan mengaitkan mengenai pemikiran Michael Aplle dengan program MBKM.
Pemikiran Michael W. Apple
Michael Apple ini adalah salah satu tokoh pendidikan kontemporer yang sangat berpengaruh, beliau sering menulis artikel ataupun buku yang berkaitan dengan pedagogi kritis. Biografi singkat, Michael Apple, lahir 20 Agustus 1942, di Paterson, New Jesrey, USA. Dengan gelar Ed.D lulusan dari Teachers College, Columbia University. Saat ini, beliau menjadi professor emeritus di University of Wisconsin–Madison School of Education. Beliau banyak mengeluarkan karya yang berkaitan dengan pendidikan dan kurikulum dan yang paling terkenal adalah buku Ideology and Curriculum (1979). Selain itu, Apple dan beberapa rekannya membuat beberapa kajian mengenai persoalan-persoalan pendidikan yang sangat penting mulai dari pendidikan guru, pengujian pengelolaan sekolah, dan pembiayaan pendidikan sampai kurikulum.
Konsep pemikiran dari Michael Apple lebih fokus mengenai politik ideologi dan kekuasaan dan apa relasinya di dalam pendidikan. Menurut Apple, sekolah berperan untuk mengontrol perilaku individu serta mengontrol makna dari produksi pengetahuan yang terdapat dalam kurikulum yang dilakukan oleh kelompok yang dominan di sekolah tersebut. Menurut pemikiran Apple, pendidikan itu dimanfaatkan oleh berbagai pemikiran dan ideologi untuk menyebarkan pola pikir suatu kelompok (kelompok yang dominan) dan dapat memberikan pengaruh bagi yang mengikutinya yang dalam tanda kutip siswa siswanya. Dominasi ideologi dapat dilakukan melalui berbagai institusi, ini membuktikan adanya relasi kuasa yang ada didalam sekolah, letak dominasinya itu ada di Hidden Curriculumnya. Misalnya ketika beberapa menit sebelum pelajaran mulai, masing-masing siswa itu harus menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari, tidak hanya ketika upacara bendera, bahkan beberapa sekolah mewajibkan 3 Stanza. Nah, dengan kita menyanyikan lagu Indonesia raya itu, sebenarnya sudah masuk dipengaruhi oleh ideologi, seperti nasionalisme.Â
Setiap sistem pendidikan sesungguhnya menyembunyikan ideologi tertentu dalam rangka reproduksi budaya dan itu dapat diketahui di melalui analisis kurikulum tersembunyinya. Jadi, kita harus tau kultur dari suatu lembaga pendidikan, karena di sinilah disembunyikan sebuah ideologi pendidikan. Sehingga menjadi jelaslah bahwa hakikat pendidikan sangat tergantung dari kacamata ideologi yang dianutnya.Â
Selain itu, Michael Apple menjelaskan bahwa sekolah dijadikan sebagai institusi ekonomi yang melahirkan reproduksi pembagian kerja dan berkontribusi untuk dalam mendukung sebuah hegemoni. Menurut beliau, sekolah sudah bukan menjadi tempat yang sederhana hanya "mencari ilmu". Karena sekolah itu sebuah institusi/organisasi, maka sudah pasti ada strukturnya dan jelas ada pembagian kerjanya karena sekolah sudah tidak bisa lagi terhindar lagi dari yang namanya kapitalisme, jadi sekolah dapat menjadi tempat persiapan karyawan-karyawan perusahaan, atau istilahnya reproduksi pasar kerja.
Program MBKM dalam Kacamata Pemikiran Michael Apple
Menurut Michael W. Apple sekolah menjadi bagian dari kekuasaan dan kapitalisme yang artinya ada kepentingan suatu pihak atau melibatkan negara. Sistem pendidikan tidak sepenuhnya netral tetapi ada kepentingan suatu pihak di dalamnya. Mudahnya, kelompok dominan memiliki pengaruh yang besar terhadap sekolah yang notabene kelompok dominan ini adalah pemerintah. Sebelumnya sudah dijelaskan kalau sekolah dan pendidikan itu bukan ruang yang netral tapi ada kepentingan-kepentingan politik. Karena negara punya otoritas, pendidikan juga menjadi sasaran otoritas dari negara. kebijakan-kebijakan pendidikan, program-program kurikulum itu kan semuanya di otorisasi oleh negara atau negara yang memberikan kuasa dari program program tersebut.
Salah satu program terbaru dari pemerintah (Kemindikbud) adalah Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM. Program ini kan meningkatkan pengalaman mahasiswa agar siap kerja di dunia industri di perusahaan. Dengan adanya program magang beberapa bulan, maka keuntungan program ini tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa atau individu siswa, tapi negara dan perusahaan tempat mahasiswa itu magang juga dapat keuntungannya. Mahasiswa yang lulus dari program MBKM ini seolah-olah dipersiapkan untuk menjadi karyawan di perusahaan yang ia ikuti sesuai dengan program MBKM tersebut. Perusahaan-perusahaan yang mengikuti program MBKM setelah lulus mahasiswa MBKM-nya itu kan seolah-olah dipersiapkan ya untuk menjadi karyawan di perusahaan tersebut atau mempersiapkan tenagas produksinya.Â
Dengan begitu, sesuai dengan pemikiran pemikiran Michael Aplle bahwa dalam program MBKM ini nggak sepenuhnya netral untuk suatu kepentingan pendidikan tetapi juga untuk kepentingan-kepentingan, dengan negara kepentingan perusahaan dan lain sebagainya.