Aku memasuki tempat ternyaman. Belum ada siapa-siapa di sana. Biasanya sudah ada beberapa ibu-ibu luar biasa. Mungkin sengaja agar aku lebih syahdu sendiri di sana.
Setelah selesai, aku diam sambil melihat sekitar. Tak lama ada tangan meyentuhku, lalu berkata:
"Ndukkk, motornya yang di parkir di depan ya?", kata seorang ibu bermukena merah dengan suara lembutnya.
Segera kujawab, "iya, betul ibu".
"Hati-hati nduk, beberapa waktu lalu motor ibu hilang, di sana, persis di sana, ketika magrib, motor beat merah. Mungkin sesekali dilihat ya nduk, di cek", kata ibu penyuka warna merah (dugaanku saja).
"Wah iya bu, aduh terima kasih banyak ya bu sudah mengingatkan", kataku dengan suara dan perasaan campur aduk.
Banyak yang kurasakan. Pertaman, aku cukup khawatir, aku takut mengalami nasib yang sama dengan ibu itu. Kedua, aku merasa kasihan pada ibu penyuka merah itu. Ketiga, semoga kendaraan ini masih rezekiku, dan semoga kendaraan ibu itu digantikan dengan yang lain, doaku segera.
Setelah mengecek sebentar, aku kembali ke dalam, duduk sambil masih melihat ke sekitar.
Lalu terlihat gadis manis berkacamata yang jalan perlahan sambil menuntun seorang bapak paruh baya. Hatiku langsung bergetar.
Ternyata bapak itu buta, dan gadis itu menuntun dan mengantarkan bapak tersebut untuk sampai ke saf lelaki. Sungguh aku dibuat beku sesaat dengan apa yang kulihat.
Setelah itu gadis manis berkacamata masuk ke saf perempuan. Ia tersenyum padaku.