Seperti yang kita ketahui, pekerjaan rumah memang dilakukan oleh perempuan. Bahkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kerjaan rumah selalu dibebankan kepada perempuan. Seolah-olah pekerjaan rumah memang harus dilakukan oleh pihak perempuan. Padahal, tidak ada larangan jika laki-laki membantu perempuan dalam mengurus pekerjaan rumah.Â
Bahkan dalam agama pun tidak ada larangan suami membantu istrinya untuk membersihkan rumah. Namun dari dulu hingga sekarang banyak orang yang masih beranggapan bahwa perempuan tempatnya di dapur atau sering disebut patriarki. Dunia patriarki ini sering kita jumpai di desa bahkan kota.Â
Anggapan itulah yang membuat orang memandang bahwa wanita memang ditakdirkan untuk mengurus pekerjaan rumah, sedangkan seorang laki-laki bekerja mencari nafkah.Â
Padahal dewasa ini tidak jarang seorang istri ikut andil dalam mencari nafkah. Hal ini tentu disebabkan peran suami yang kurang dalam memberikan nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga istri ikut andil dalam membantu cari nafkah agar terpenuhinya kebutuhan sehari-hari.Â
Anehnya hal itu dianggap hal biasa. Seorang istri membantu suami mencari nafkah dianggap hal biasa sedangkan jika suami membantu mengurus rumah tangga malah dianggap sebagai hal yang tabu. Kayak pasti ada aja yang bilang "istrinya ngapain kok suaminya yang nyuci", "udah capek kerja masa masih beberes rumah?" dan masih banyak lagi perkataan-perkataan yang seolah-olah laki-laki tidak pantas mengerjakan pekerjaan rumah.Â
Padahal gada salahnya kan kalo laki-laki membantu istrinya beberes rumah. Toh, rumah tangga bukan tanggung jawab istri sepenuhnya. Gada salahnya suami dan istri membagi pekerjaan rumah, agar beban yang ditanggung bisa seimbang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI